Pembaca (pendengar) diposisikan sebagai laki-laki, sehingga pendengar diasumsikan selaras dengan apa yang diinginkan pencipta lagu. Apa yang dikomunikasikan oleh pencipta lagu yang menggambarkan seksisme dan stereotipe negatif perempuan seakan-akan benar dan wajar. Pendengar tidak sadar bahwa dia telah dimasuki ideologi antifeminis oleh pencipta lagu. Posisi pendengar yang berada pada pihak laki-laki (pencipta lagu) akan memperkuat konstruksi ideologi patriarkhi dan menambah tersebar luasnya bias gender dalam lirik lagu.
-Netty Dyah Kurniasari, Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIB, Universitas Trunojoyo