Rabu, 10 Juni 2015

Waktu

Dulu di tahun 1980-an, grup musik qasidah tenar Nasida Ria menyanyikan lagu berjudul “Tahun 2000″. Selain tentu saja berisi ajakan iman dan taqwa, lirik lagu itu menggambarkan imajinasi tentang kondisi kehidupan pada dua dekade ke depan.

Senin, 08 Juni 2015

Prostitusi Online, Media, dan Hasrat Ingin Tahu

Kasus prostitusi online kembali mencuat, kali ini menjerat artis dan pejabat. Media kembali panen berita.

Minggu, 07 Juni 2015

Senyap dan Nasib Subsidi Salah Sasaran

Jika kita membaca kembali enam rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas terkait subsidi BBM, maka inti dari rekomendasi tersebut sebenarnya adalah hapus subsidi BBM melalui penghapusan Premium (RON 88). Usulan memberikan subsidi tetap kepada RON 92 (setara Pertamax), semisal Rp500 per liter, sesungguhnya cuma dagelan saja.

Sabtu, 06 Juni 2015

Faisal Basri dan Privatisasi!

Jika kita membaca buku-buku Faisal Basri yang terbit pasca-Reformasi, mulai dari “Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia” (2002), hingga bukunya yang terakhir, “Lanskap Ekonomi Indonesia” (2009), ia cukup konsisten mengemukakan ideal bahwa solusi untuk mengatasi persoalan tata kelola BUMN adalah privatisasi. Hanya sebuah buku lamanya, “Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI” (1995), yang juga jadi rujukan dalam banyak kelas Perekonomian Indonesia, yang belum banyak menyinggung soal BUMN.

Jumat, 05 Juni 2015

Negeri Pertanian yang Meremehkan Pertanian

PADA hari Senin, 18 Mei 2015, untuk merayakan ulang tahunnya ke-70, HS Dillon, PhD, seorang ahli ekonomi pertanian tamatan Cornell University, Amerika Serikat, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya membela kaum tani, membawakan sebuah orasi kebudayaan bertajuk “Kemiskinan-Kesenjangan: Perbuatan atau Pembiaran?” di Taman Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dihadiri ratusan orang dari segala lapis kaum terpelajar.

Kamis, 04 Juni 2015

Dikuasai Oleh Negara

Salah satu sebab lemahnya kontrol pemerintah terhadap sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak dimulai dari lemahnya penguasaan negara atas sektor-sektor tersebut. Dalam bidang migas, misalnya, Pertamina yang merupakan wakil pemerintah di sektor migas hanya menguasai 15 persen sekor hulu, sementara sisanya dikuasai oleh swasta, baik asing maupun domestik. Dengan tingkat penguasaan yang minim, negara jadi kehilangan kemampuan untuk mengatur dan mengontrol sektor bersangkutan, sebagaimana yang bisa kita lihat hari ini.

Rabu, 03 Juni 2015

Harga BBM dan Dongeng Marhen Dua Setengah Sen

Selasa, 18 November 2014, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengemukakan bahwa pemberian uang Rp200 ribu kepada 15,6 juta keluarga miskin sudah cukup untuk menutupi pelemahan daya beli mereka. Menurut Andrinof, angka inflasi yang dialami rakyat miskin mencapai 4,4 persen, atau Rp150 ribu per bulan. Tanpa ragu Menteri Andrinof menyampaikan bahwa dengan duit Rp200 ribu itu, “Kami bahkan memberikan lebih.” Terus terang saya terhenyak membaca pernyataan itu.

Selasa, 02 Juni 2015

Media dan Persekutuan Kaum Majikan

Pada 1921 organisasi itu lahir. Namanya “Ondernemersraad voor Nederlandsch-Indie”. Dalam terjemahan bahasa Indonesia yang digunakan masa itu, nama itu berarti “Dewan Majikan untuk Hindia Belanda”. Ya, organisasi ini adalah bentuk persekutuan kaum majikan. Meskipun didirikan di Belanda, anggotanya bukan hanya para kapitalis Belanda, namun para kapitalis besar Inggris, Amerika, Belgia, Jerman, Perancis, dan negara-negara Eropa lain. Persekutuan kaum majikan ini bukan hanya bisa mendikte pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, namun juga bisa mengatur pemerintah Negeri Belanda. Itu menunjukkan betapa besarnya kekuasaan para majikan ini.

Rabu, 12 Maret 2014

Dari dan Untuk Apa Dana Partai

Partai-partai politik mendapatkan dana dari berbagai sumber. Penggunaannya baru efektif jika dikaitkan dengan sumberdaya modal sosial.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...