Tampilkan postingan dengan label Literasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Literasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Januari 2016

Sesat Pikir Kriminalisasi Polemik Sastra

Aliansi Anti-Pembodohan (AAP) buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh menggelar diskusi bertajuk “Denny JA dan Penipuan Sastra Indonesia” pada Rabu, 19 November 2014. Acara yang berlangsung di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, ini menghadirkan tiga pembicara, yakni inisiator AAP Dwi Cipta, kritikus sastra sekaligus akademisi Katrin Bandel, dan peneliti buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh Ahmad Fawaid. Dua pembicara lain, Jamal D Rahman selaku ketua tim buku 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh dan Denny J.A. tidak hadir tanpa konfirmasi.

Kamis, 15 Oktober 2015

“Yang Terpanggil Tanah Air”: Praktik Politik-Seni di Indonesia Masa Kini

DALAM esai bertajuk “The Island that Literature Forgot”, Wayan Sunarta menjelaskan secara singkat babakan-babakan dalam sastra Indonesia, mulai dari Pujangga Lama, Generasi 1945, Generasi 1960-an, novel-novel Romantis di tahun 1980-an, Generasi Reformasi dengan Wiji Thukul sebagai salah seorang pelaku, Angkatan 2000, Sastra Cyber, Sastrawangi, dan Perang Sastra boemipoetra vs TUK/Salihara. Setelah membabar secara singkat babakan sastra Indonesia sejak era Pujangga Lama hingga Perang Sastra boemipoetra vs TUK/Salihara, Sunarta kemudian membabar tentang politik sastra yang dimainkan oleh Goenawan Mohamad dan para pengkritiknya dalam Frankfurt Book Fair (FBF). Tulisan Sunarta itu tampaknya lahir sebagai kritik terhadap acara FBF yang menampilkan Indonesia sebagai tamu kehormatan.

Sabtu, 05 September 2015

Di Kota Ini Tidak Ada Polisi dan Wali Kotanya Membagi-bagikan Rumah

Dapatkah sebuah kota berjalan damai tanpa polisi-polisi yang berpatroli? Jawabannya: bisa! Kota ini membuktikannya.

Selasa, 04 Agustus 2015

Dua Puluh Perwujudan Birokrasi

1. Orang yang berada di puncak birokrasi berpengetahuan sangat sedikit; mereka tak memahami apa yang diungkapkan massa rakyat; mereka tak menyelidik dan mempelajari sesuatu hal; mereka tak paham kebijakan-kebijakan spesifik; mereka tak melakukan kerja-kerja politis dan ideologis; mereka tercerai dari kenyataan, dari massa rakyat, dan dari kepemimpinan partainya; mereka selalu mengeluarkan perintah-perintah, dan biasanya perintah yang salah, sehingga secara meyakinkan mereka tengah menyesatkan negeri dan rakyatnya; paling tidak mereka merintangi kepatuhan konsisten pada garis partai dan kebijakan-kebijakannya; dan mereka tidak bisa bertatap muka dengan massa rakyat.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...