Tampilkan postingan dengan label Rio Apinino. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rio Apinino. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 September 2015

Muhammad Al-Fayyadl: “Pada Level Aksiologis, Islam dan Marxisme menjadi Sangat Kompatibel”

AGAMA adalah candu masyarakat, demikian ujar Marx. Kosakata yang dipotong dari naskah A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right ini menjadi legitimasi bagi banyak pihak untuk menyatakan bahwa Marxisme bertentangan sama sekali dengan agama, khususnya Islam. Di Era Orde Baru, ketidaksepahaman terhadap agama menjadi salah satu alasan moral diberangusnya Marxisme dari Tanah Air. Sampai sekarang, potongan kalimat tersebut terus direproduksi tanpa dikritisi dan dibaca konteksnya secara menyeluruh.

Rabu, 10 Desember 2014

“Salihara dan Freedom Institute itu Lembaga Sampah!”

Kabar yang sangat menggembirakan kembali datang secara beruntun dari dunia melawan lupa, setidaknya dalam dua tahun belakangan ini. Tahun 2012 yang lalu, kabar gembira itu datang melalui film dokumenter karya Joshua Oppenheimer “The Act of Killing/Jagal” yang fenomenal itu. Film yang bercerita tentang pengakuan para pelaku pembantaian—dalam peristiwa pembantaian massal PKI, afiliasinya serta orang-orang yang dekat dengan mereka— itu memutar balikkan pengetahuan yang dimiliki publik selama ini mengenai peristiwa pembantaian pasca G30S 1965. Banyak yang terheran-heran, mengerenyitkan dahi, sedih, marah, sekaligus tercerahkan: ada fakta lain yang selama ini disembunyikan dan dilanggenggkan buku-buku sejarah resmi (baca: versi dan masih legacy Orde Baru). Film The Act of Killing/Jagal pun menjadi penanda dalam aras kebudayaan dimana monopoli sejarah Orde Baru mengenai peristiwa pembantaian dalam kurun waktu 1965-1966 itu kini berada diambang kehancuran.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...