Tampilkan postingan dengan label Mojok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mojok. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Februari 2016

Merayakan Valentine Sesuai Konteks Sejarah

Apakah membeli cokelat bonus alat kontrasepsi atas nama cinta di hari kematian Valentine adalah sebuah bentuk perayaan yang kontekstual dengan sejarah St. Valentine? Bukankah selebrasi macam ini serupa tanggal 21 April yang dirayakan dengan lomba kebaya?

Senin, 11 Januari 2016

Tokoh Sastra Paling Berpengaruh di Galapagos dan Otaknya yang Seukuran Kacang Polong

Pertengahan 1957, Lawrence Ferlinghetti dan Shigeyoshi Murao dari penerbit City Lights yang menerbitkan buku Allen Ginsberg, Howl and Other Poems, ditangkap dengan tuduhan menyebarkan kecabulan. Pada bulan Oktober tahun yang sama, Pengadilan Tinggi California menyatakan bahwa buku tersebut “punya signifikansi sosial” dan dengan demikian “tidak cabul”. Ferlinghetti dan Murao selamat. Howl and Other Poems dikenal luas serta dianggap sebagai salah satu kumpulan puisi terpenting abad 20.

Raffi Ahmad, Denny JA, dan Ironi di Bulan Oktober

“Negara ini adalah negara hukum. Apa artinja ini? Bahwa tiap2 pelanggaran hukum jang merugikan, harus diadili setjara setimpal. Dan dalam hal percobaan kudeta 17 Oktober ini, jang terdjadi bukanlah pelanggaran biasa, yang terdjadi jalah suatu kedjahatan politik! Adilkah djika pengadilan Republik mengampuni kedjahatan ini?” – Editorial Harian Rakjat, 17 Februari 1955, hlm 1.

Selasa, 01 Desember 2015

Duo Srigala dan Hal-hal yang Menggantung

Belakangan ini, entah mengapa, semesta kerap mendekatkan saya dengan dangdut. Pertama, meski tak dangdut-dangdut amat jika dilihat dari analisis dangdut studies derajat manapun, saya terkejut bukan alang-kepalang ketika mendengar Ridho Rhoma punya lagu moving on. Selain karena saya pernah menghitung selama sehari lagu ini pernah diputar hingga 14 kali di salah satu stasiun radio, saya tak menyangka bahwa lagu ini dinyayikan Ridho Rhoma, anak Si Raja Dangdut. Saya terkejut sebab warna suara Ridho di lagu itu jelas tidak mencerminkan seorang pewaris brewok dan bulu dada trah Irama.

Kamis, 15 Oktober 2015

Mengapa Kita Harus Membenci PKI?

Waktu kecil, saya sering sekali mendengar orang mengumpat dengan menyebut “PKI!” atau “Yahudi!” Padahal di desa saya tidak bisa ditemui makhluk PKI ataupun Yahudi. Tapi kebencian itu ada, dan nyata.

Lah, Kalian Itu Mau Rekonsiliasi atau Perang Lagi?

"Jadi orang jangan absolut-absolutan. Jangan mutlak-mutlakan.” ~ Rusdi Mathari.

Anindya Kusuma Putri, Selalu Dinanti Selalu di Hati

Begini, Dik Nin. Suatu hari, seperti biasa, saya mendapat pesan dari Kaq Banah, pemred Mojok.co. Setelah menjelaskan mengapa satu tulisan saya belum bisa diterbitkan, karena satu dan lain hal, ia meminta saya menulis tentang Dik Nin. Ya, persis, tentang Dik Nin yang belakangan muncul dalam imajinasi orang kiri karena pake baju palu arit.

Palu Arit Anindya Kusuma Putri

“Yang ia butuhkan syair kesejukan. Bukan hinaan dan cibiran. Buka matamu, inilah kenyataan. Buka hatimu, jangan hanya terdiam. Aku ada. Ada. Ada.” ~ God Bless, Syair untuk Sahabat.

Kanda Eggi Sudjana yang Baik dan Benar

“Waspadai, bangkitnya gerakan neo-PKI, kita tidak boleh memberi kesempatan bagi mereka untuk kembali melukai keutuhan NKRI. Diberi sedikit kuasa saja, sudah pasti sadis. Sejarah mencatat, HMI, NU, Muhammadiyah dan TNI AD inilah yang menjadi musuh utama PKI.” – Kanda Eggi Sudjana, 2014

Senin, 12 Oktober 2015

Saya Sarjana Beneran, Bukan Sarjana Abal-abal

Pada mulanya Mojok saya kira adalah situs yang lucu. Situs yang menghibur. Namun belakangan saya melihat Mojok semakin sok, semakin menghakimi, dan merasa paling benar. Puncaknya adalah ketika Mojok menaikkan tulisan tidak bermutu dari Azhar Irfansyah tentang sarjana abal-abal.

Minggu, 11 Oktober 2015

Kisah-kisah Mohammad Hatta yang Membuat Kita Tertawa

Kita punya pasangan dwitunggal abadi yang kelakuannya macam langit dan bumi. Pertama, Sukarno yang selalu tersenyum, bahkan tertawa terbahak-bahak dan flamboyan minta ampun. Kedua, Mohammad Hatta yang jarang senyum, sekalinya senyum tidak kelihatan gigi (sunah nabi), serta fobia perempuan.

Selasa, 29 September 2015

Sarjana Abal-abal? Memangnya Anda Bukan?

Media massa kembali menyajikan bahan tertawaan kelas menengah. Kali ini tentang wisuda abal-abal. Tentu saja saya tak mempersoalkan konten menghibur dalam media massa. Percuma dong saya berkawan dengan Wisnu Prasetya selama bertahun-tahun kalau tak paham salah satu fungsi media massa adalah menghibur umat.

Selasa, 22 September 2015

Menerjemahkan Bahasa Cewek ke dalam Bahasa Indonesia

Menjadi cowok yang baik bagi pacarnya tak cukup dengan romantis, perhatian, suka kasih kejutan, dan gemar bertanya “udah makan, Sayang?” Tidak segampang itu.

Selasa, 15 September 2015

Meninjau Kembali Hukum Menonton Konser Musik

Melalui tulisan ini saya hendak mengajak pembaca untuk mempertimbangkan kembali keinginan untuk menonton konser musik. Sejak awal tulisan, saya perlu menyampaikan bahwa saya nanti akan beragumen bahwa apa yang disebut sebagai konser musik dan sebagainya saat ini seharusnya bisa ditinjau kembali mengingat kepentingan masyarakat luas.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...