Atribusi ras dalam berita kadang dilihat sebagai hal yang lumrah. Namun, tanpa kehati-hatian, pengungkapan identitas ras justru bisa meningkatkan ketegangan sosial.
Tampilkan postingan dengan label Wisnu Prasetya Utomo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisnu Prasetya Utomo. Tampilkan semua postingan
Jumat, 13 November 2015
Rasisme di Media
Rating Televisi Hanya Mengedepankan Kuantitas
Keluhan Presiden Jokowi tentang tayangan televisi yang tidak sehat menohok industri pertelevisian. Lembaga rating pun tak luput dari sorotan.
Belajar dari Pembunuhan Wartawan Televisi Amerika
Dua wartawan televisi lokal Amerika ditembak mati ketika sedang menyiarkan berita. Liputan berbagai media mengenai peristiwa tersebut memunculkan diskusi tentang etika jurnalistik.
Kamis, 12 November 2015
Mahasiswa Indonesia dan Kelahiran Orde Baru
Pers memiliki peran signifikan dalam melegitimasi dan mendefinisikan Orde Baru. Riset Francois Raillon membuktikannya.
Pers Mahasiswa, Nasibmu Kini
Pemberedelan pers mahasiswa Lentera di Salatiga menyisakan banyak hal yang menarik untuk didiskusikan. Pertama tentang isu 1965 yang diangkat oleh Lentera. Kedua, tentang eksistensi pers mahasiswa itu sendiri. Ada banyak pemberedelan dan aksi kekerasan terhadap pers mahasiswa, terutama pasca 1998. Namun baru kali ini pemberedelan memicu respon yang demikian masif– setidaknya di media sosial.Terasa ironis memang jika melihat pers mahasiswa diperhatikan justru ketika ia diberedel. Sementara di hari-hari “normal”, kehadirannya hidup segan mati tak mau.
Senin, 28 September 2015
Perang Media di Mina
Belum usai tangis sanak saudara korban tragedi Mina yang menewaskan hampir seribu orang, peristiwa tersebut telah memunculkan “tragedi” lanjutan: pertempuran opini tentang apa sebenarnya yang menjadi akar penyebab tragedi menyedihkan ini. Aktor utamanya tentu saja media-media khususnya yang berasal dari Timur Tengah.
Senin, 31 Agustus 2015
Membaca Gerak Industri Televisi
Industri televisi swasta tumbuh dalam kontradiksi. Tegangan antara institusi bisnis dan institusi sosial.
Selasa, 25 Agustus 2015
Mempertanyakan Peran Pemantau Media
Reformasi 1998 memberi kita kebebasan pers. Tapi, untuk siapakah kebebasan pers?
Senin, 24 Agustus 2015
Membaca Media Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama
Meniti kisah Suara Muhammadiyah dan Duta Masyarakat, dua terbitan bersejarah milik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Minggu, 23 Agustus 2015
Sensasi dan Kekerasan dalam "Pos Kota"
Dengan gaya jurnalisme yang meledak-ledak dan vulgar, Pos Kota menjadi salah satu pelopor jurnalisme kuning di Indonesia.
Rabu, 29 Juli 2015
Koran Pertama Berbahasa Jawa
Terbit ketika Surakarta menjadi salah satu pusat penyebaran pendidikan model Eropa di Jawa, Bramartani gagal bertahan karena minim pelanggan.
Sabtu, 25 Juli 2015
Kecepatan Provokasi Media Daring
DALAM sebuah konflik, kebenaran adalah korban pertama. Demikian dijelaskan Philip Knightley, wartawan penulis buku The First Casualty: A History of War, Correspondents and Propaganda (2000). Pangkalnya, pelbagai berita dan kabar burung, baik yang telah disensor maupun tidak, melesat lebih cepat daripada fakta yang sebenarnya terjadi, untuk memenuhi keingintahuan orang-orang di luar wilayah konflik.
Minggu, 05 Juli 2015
Apakah Pertumbuhan Media Online akan Membunuh Media Cetak?
Perkembangan internet kerap disangka akan membunuh media cetak. Riset terbaru PEW menyangkal kerisauan itu.
Senin, 15 Juni 2015
Dahlan Iskan dan Imperium Media
Jalan berliku Dahlan Iskan: dari jurnalis, konglomerat media, hingga tersangka pidana korupsi.
Langganan:
Postingan (Atom)