Islam politik sektarian menjadi wajah dominan dari Islam politik dewasa ini.
Tampilkan postingan dengan label Jaringan Islam Liberal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jaringan Islam Liberal. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 31 Desember 2016
Senin, 19 Desember 2016
Agama Dunia: Kritik Terhadap Tafsir Agama Anti Massa-Rakyat
PADA artikel sebelumnya ‘Agama Sebagai Komoditas: Musibah Atau Berkah?’, kita telah mendiskusikan bahwa semua agama di dunia memiliki klaim keselamatan yang biasa disebut dengan ‘kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat’ (sa’adah fi al-dararain). Juga menyinggung tegangan antara transendensi dan imanensi dalam agama, di mana pokok persoalannya terletak pada kenyataan, meski agama itu bertolak dari yang transenden, faktanya ia juga dimungkinkan oleh yang imanen.
Jumat, 15 April 2016
Liberalisme, Untuk Siapa?
Sekitar empat tahun yang lalu, dalam sebuah pameran buku saya memborong buku-buku terbitan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Buku-buku itu dibeli bukan karena saya setuju dengan pandangan mereka, melainkan karena tertarik dengan cara bagaimana mereka berikhtiar menghidupi pemikiran yang diyakininya. Pada sebuah stand yang penuh menjual publikasi HTI, yang banyak di antaranya saya tahu tidak pernah masuk toko buku, saya menyaring karya-karya terjemahan agar tidak masuk keranjang belanja, dan sepenuhnya membeli karya-karya yang ditulis oleh orang HTI sendiri. Dan hasilnya, menurut saya, adalah gambaran sebuah ikhtiar intelektual yang patut diapresiasi.
Kamis, 31 Desember 2015
Wijaya Herlambang Dalam Kenangan Pemuda Islam Kiri
BEBERAPA hari setelah kepergian Wijaya Herlambang, kawan Martin Suryajaya menuliskan obituari yang bertenaga dan tak biasa sebagaimana umumnya sebuah obituari. Di sana Martin membabarkan tugas maha berat bagi gerakan kiri untuk melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Wijaya melalui karya terkenalnya “Kekerasan Budaya Pasca 1965”. Untuk hal ini kita semua—yang mengaku kiri—bersepakat dengan Martin. Begitupun dengan saya.
Selasa, 29 Desember 2015
"Buruan Cium Gue" dan Kontroversinya
"Buruan Cium Gue" dan Kontroversinya
(Surat Terbuka buat Penandatangan Petisi Utan Kayu)
Dari: Farid Gaban
----------------------------
Pena News Service Syndicate
Sudah menjadi kebiasaan kita pada umumnya melupakan aspek substansial dari apa yang diperdebatkan. Salah satunya tentang kontroversi film "Buruan Cium Gue" yang diproduksi raja sinetron Raam Punjabi.
(Surat Terbuka buat Penandatangan Petisi Utan Kayu)
Dari: Farid Gaban
----------------------------
Pena News Service Syndicate
Sudah menjadi kebiasaan kita pada umumnya melupakan aspek substansial dari apa yang diperdebatkan. Salah satunya tentang kontroversi film "Buruan Cium Gue" yang diproduksi raja sinetron Raam Punjabi.
Rabu, 05 Agustus 2015
Apa Itu Islam Progresif?
SUDAH saatnya menceraikan liberalisme Islam dari kata “progresif”. Kelemahan utama studi yang dilakukan oleh Martin van Bruinessen dkk dalam Conservative Turn: Islam Indonesia dalam Ancaman Fundamentalisme (2014) adalah masih mempertahankan istilah ini untuk menggambarkan dinamika keterbukaan pada kelas menengah Muslim terdidik Indonesia terhadap ide-ide pembaruan Islam. Suatu kelemahan yang juga diulangi oleh Laode Ida baru-baru ini, yang melihat kebangkitan kaum moderat Nahdliyin sebagai produk dari “liberalisme politik” pasca-Reformasi.
Langganan:
Postingan (Atom)