Tampilkan postingan dengan label Berdikari Online. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berdikari Online. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Januari 2017

6 Kemajuan Pendidikan Kuba Di Bawah Fidel Castro

Esensi dari sosialisme adalah pembangunan manusia: setiap orang bisa mendapatkan segala hal yang diperlukan untuk mengembangkan dirinya. Dan pendidikan merupakan salah satu kunci untuk pembangunan manusia, selain pangan, sandang, perumahan dan kesehatan.

7 Cara Konyol CIA Membunuh Fidel Castro

Fidel Castro, pemimpin revolusi Kuba, merupakan musuh abadi imperialisme Amerika Serikat (AS). Ia berhasil memerdekakan sebuah negeri kecil di Kepulauan Karibia yang jaraknya hanya 300-an kilometer dari Miami.

Kamis, 05 Januari 2017

Palestina Berduka Untuk Fidel Castro

Ada banyak pemimpin negeri Islam yang berpulang, tetapi rakyat Palestina jarang menitikkan air mata. Namun, ketika Hugo Chavez meninggal tahun 2013 lalu, Palestina diselimuti duka mendalam.

Rabu, 28 Desember 2016

10 Fakta Menarik Tentang Fidel Castro

Hari Jumat, 25 November 2016, dunia kehilangan satu tokoh yang menjulang tinggi di panggung sejarah: Fidel Castro. Dia dihormati oleh rakyatnya, kawan-kawannya, maupun musuhnya.

Kamis, 15 Oktober 2015

Sukarno Dan Analogi ‘Dasamuka Bermulut Sepuluh’

Dokumen visi-misi Jokowi-JK, yang sangat terang-benderang mengusung Trisakti, mungkin sudah dimasukkan ke laci dan dilupakan.

Selasa, 13 Oktober 2015

Rekonsiliasi Tanpa Marxisme(-Leninisme)?

Ketika Profesor Widjojo yang dikenal sebagai arsitek pembangunan ekonomi Orde Baru ditanya Jakob Oetama “…kenapa ia tidak mencoba menjelaskan dalam konteks pemikiran yang lebih komprehensif tentang jalan ekonomi pasar dalam tali-temali kaitan dan semangatnya dengan pemikiran besar Indonesia seperti yang tertuang dalam UUD 1945?" ia menjawab, bahwa untuk membahas dan menulis tema besar itu diperlukan pemikir ulung sekaliber ~ yang waktu itu ia sebut ~ Karl Marx. (Jakob Oetama, "Padanya Berlaku Sepenuhnya Ungkapan: Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe" dalam Kesan Para Sahabat tentang Widjojo Nitisastro, Penerbit Buku Kompas, Penyunting Moh. Arsjad Anwar dkk, Jakarta, 2007;45).

Setelah Menumpas PKI 50 Tahun Lalu

Setelah menumpas Komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) 50 tahun lalu, kekuatan pemenang yang menamakan diri Orde Baru mulai berbenah dan menjalankan strategi pembangunan untuk Republik Indonesia tanpa menyisakan ruang untuk politik yang berbeda.

Minggu, 27 September 2015

Ketika Investasi Jadi Panglima

Dulu, di era Bung Karno, slogannya: politik adalah panglima. Sementara sejak Orde Baru (Orba) hingga sekarang, slogannya berganti menjadi: Investasi adalah panglima.

Minggu, 20 September 2015

Paket Ekonomi Cita Rasa Neoliberal

Setiap kebijakan ekonomi adalah soal politik. Di dalamnya dituntut keberpihakan. Dia mau melayani siapa: kapital atau manusia? pebisnis atau rakyat? kepentingan nasional atau kepentingan kapitalisme global?

Jumat, 14 Agustus 2015

Jejak Politik Yasser Arafat

Dalam empat dekade terakhir perjuangan pembebasan nasional Palestina, ada satu sosok yang menjulang tinggi. Dia adalah Yasser Arafat. Dia lebih menjulang dibanding para kompatriotnya yang lain, seperti George Habash, Laila Khalid, Marwan Barghouti, Mahmoud Abbas, dan lain-lain.

Sabtu, 01 Agustus 2015

Keluarga dan Partai

Keluarga dan partai: dua hal ini kadang bisa bertaut dan berjalan beriringan. Namun, tidak jarang pula keduanya juga saling berkontradiksi dan mengurung kita pada pilihan pahit: keluarga atau partai.

Rabu, 17 Juni 2015

Jokowi-JK Di Simpang Jalan: Trisakti Atau Neoliberal?

TIDAK bisa dipungkiri, menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) tahun 2014, neoliberalisme sebagai kebijakan ekonomi-politik makin digugat dan dianggap biang keterpurukan bangsa ini.

Minggu, 14 Juni 2015

Inilah 6 Kemajuan Penting Revolusi Venezuela Di Bidang Ekosob

Republik Bolivarian Venezuela, yang sudah satu setengah dekade terakhir menjalankan revolusinya, berhasil mencapai sukses besar dalam memajukan taraf hidup dan kehidupan sosial rakyatnya.

Kamis, 11 Juni 2015

15 Fakta Tentang Kelahiran Pancasila

1 Juni 2015, Bangsa Indonesia memperingati 70 tahun kelahiran Pancasila. Dalam rentang waktu itu, Pancasila hadir sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan sekaligus ideologi pemersatu bangsa ini.

Selasa, 26 Mei 2015

10 Hal yang Patut Anda Ketahui dari Asal-Usul Nama Indonesia

Jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan, nama Indonesia sudah berseliweran dalam berbagai aktivitas politik kaum pergerakan: rapat akbar, aksi massa, pawai, famplet, koran, pemogokan, risalah-risalah, dan lain sebagainya.

Selasa, 12 Mei 2015

10 Hal yang Mungkin Belum Anda Ketahui tentang Perang Vietnam

Perang Vietnam merenggut jutaan nyawa rakyat Vietnam. Ini merupakan pengorbanan rakyat Vietnam melawan agresi negara imperialis terkuat di dunia, Amerika Serikat.

Senin, 11 Mei 2015

(Tidak) Berkepribadian dalam Budaya

Judul di atas adalah keprihatinan sekaligus provokasi kepada kita, wahai pekerja-pekerja di sektor seni budaya, yang masih mencoba bertahan, limbung, demoralisasi, ketar-ketir ataupun yang tetap on fire menjaga api cita-cita Trisakti para pendiri bangsa ini.

Sabtu, 09 Mei 2015

Konsep Industrialisasi Ala Bung Hatta

Perdebatan soal industrialisasi di indonesia seakan tak ada ujungnya. Ada yang beranggapan, Indonesia sudah mengalami fase industrialiasi. Sementara yang lain berpendapat sebaliknya, bahwa Indonesia mengalami de-industrialiasi.

Senin, 13 April 2015

Lagu-lagu yang Melecehkan Kaum Perempuan

Pembaca (pendengar) diposisikan sebagai laki-laki, sehingga pendengar diasumsikan selaras dengan apa yang diinginkan pencipta lagu. Apa yang dikomunikasikan oleh pencipta lagu yang menggambarkan seksisme dan stereotipe negatif perempuan seakan-akan benar dan wajar. Pendengar tidak sadar bahwa dia telah dimasuki ideologi antifeminis oleh pencipta lagu. Posisi pendengar yang berada pada pihak laki-laki (pencipta lagu) akan memperkuat konstruksi ideologi patriarkhi dan menambah tersebar luasnya bias gender dalam lirik lagu.
-Netty Dyah Kurniasari, Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIB, Universitas Trunojoyo

Sabtu, 13 Desember 2014

Infrastruktur Kekuasaan

Kenapa Gus Dur, yang dianggap reformis, ketika berkuasa masih melibatkan Widjojo Nitisastro dan sejumlah anggota Mafia Berkeley sebagai bagian dari tim ekonomi pemerintah, dan bahkan memasukkan orang sejenis Sofjan Wanandi sebagai salah seorang penasihat presiden? Kenapa Megawati, yang dianggap sebagai anti-tesis rezim Orde Baru, ketika berkuasa menggunakan jasa orang seperti Boediono sebagai menteri keuangan, dan lebih memilih Dorodjatun Koentjoro-Jakti sebagai menko perekonomian, yang bisa dianggap sebagai bagian dari keluarga besar pemikir ekonomi rezim lama yang seharusnya sudah ditinggalkan? Tidakkah kenyataan-kenyataan itu membuat citra “anti-tesis rezim lama” sebagaimana yang dikesankan melekat pada mereka berdua menjadi kurang koheren, inkoheren, dan bahkan inkonsisten?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...