Jumat, 02 Oktober 2015

Perpustakaan

Bagi para penyendiri yang tertutup, gairah terhadap kedekatan terasa ganjil, seganjil hubungan perkawinan antara Einstein dan Mileva. Sayangnya orang-orang ganjil itu mengetahui tempat paling nyaman dimana ketertutupan dan kesendirian mereka tak akan pernah diusik: perpustakaan.

Di antara kepungan rak, kegaduhan paling sunyi dengan mudah akan ditemui. Mereka adalah orang-orang yang sibuk bercakap dengan dirinya sendiri, menciptakan kembali dunia sekelilingnya di balik kernyit dahi, dan menghidupi dunia itu dengan medan imajinasinya. Percakapan tak melesat melalui frekuensi suara, tapi lewat gestur dan desah. Kegaduhan yang terdengar hanya detak jantung dan tarikan nafas. Lainnya adalah kegaduhan yang sunyi, tersembunyi di balik ingatan dan kacamata.

Bagi para penyendiri yang tertutup, gairah terhadap kedekatan terasa ganjil. Mereka sebenarnya memiliki jalan untuk merasuk ke tembok paling tebal dan dingin sekalipun, menerobos tubir jendela yang tak tergapai, atau lorong-lorong bawah tanah yang himpit dan lembab. Tapi mereka juga selalu memiliki jalan untuk keluar dan melarikan diri: kesunyian dan kesendirian. Karena itulah kekaguman dan kecurigaan kadang sekaligus disematkan pada mereka.

Para penyendiri adalah orang yang mengetahui banyak hal kecuali kedekatan. Dan percayalah, mereka juga sering merasa tidak nyaman dengan keadaan itu, seperti yang kadang dilihat Basso dari Einstein. Tentu, cara untuk menarik mereka agar terlibat dalam kedekatan tidak dengan membakar gedung-gedung perpustakaan. Sebab, bukankah hati juga adalah sebuah perpustakaan, dimana masih banyak kitab belum dibaca dan diterjemahkan? Kadang mereka hanya perlu diyakinkan bahwa beberapa terjemahan dan jilid dari buku yang tidak lengkap di perpustakaan mereka ada di perpustakaan lainnya. Ketidaksempurnaan adalah kesempurnaan itu sendiri. Sehingga di sebuah pintu masuk perpustakaan perlu ditulis besar-besar kalimat lirih berikut:

Kenapa Tuhan memberi kita dua mata dan dua telinga, tapi hanya satu hati?
Karena yang satunya lagi harus kita temukan pada orang lain yang akan menjadi pasangan kita. #prosa02

Sumber: Surat-Surat Puisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...