Minggu, 21 Februari 2016

Kepada Fidel

Kehadiran Kuba
Saat siksaan dan kemuraman
terasa mempersempit kebebasan udara
dan kau tidak melihat gelombang harum
kecauali darah di sela karang,
tangan Fidel merebut benteng dan masuk
Kuba, sang bunga sejati Karibia.
Lalu cahaya sejarahnya menuntun kita
manusia bisa mengubah yang sudah ada,
dan jika ia membawa kesucian dalam perang
maka kemuliaan sari bunga untuk kehormatannya,
kiri belakang adalah malam sang tiran,
kekejaman, matanya yang tanpa cinta,
semua emas telah dirampas oleh cakar-cakarnya,
para tentara bayaran, hakim-hakim kanibalnya,
monumen-monumen angkuh yang menopang
sengasara, aib, dan kejahatan:
semua meluncur jatuh ke debu
ketika rakyat mengangkat biola-biola mereka,
wajah ke depan dan menyongsong dan menyayi—
merintangi kebencian yang menjelma bayangan pada,
pengawal,
menyanyikan kegelapan dengan tembakan.
Lalu Fidel mengusir tuntas mimpi-mimpi
menjadi kembang melati yang mungkin akan dila-
hirkan

Tentang Penulis:
Pablo Nerudalahir pada 12 Juli 1904 di kota Parral, Chile. Dikenal sebagai penyair kiri. Tahun 1945 bergabung dengan Partai Komunis Chile. Ia menentang fasisme Presiden Gonzales Videla. Semasa hidupnya mendukung sosialisme Allende di Chile. Neruda mendapatkan Nobel Sastra pada 1971. Puisi “Kepada Fidel” diambil dari buku Epic Song: Puisi-puisi Peralawan, Hyena, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...