Harriet Dean, mengutip femalefirs menegaskan, "Mengatakan 'tidak' untuk anak hampir pasti membawa semacam reaksi tidak diinginkan, seperti berdebat, marah, sedih, menangis dan diam begitu lama. Sebagai orangtua, mungkin itu membuat frustrasi dan mengalami beberapa perasaan bersalah, atau sangat mungkin merasa marah terhadap anak."
"Kadang-kadang, memberikan anak pilihan lebih mudah. Tetapi percaya diri mengatakan 'tidak', membuat orangtua akan mengontrol dan anak akhirnya akan merasa lebih aman," jelas Harriet.
Ia menambahkan bahwa hal tersebut adalah fakta kehidupan tentang setiap orang yang tak selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Jadi, anak yang menerima batas-batas tersebut menjadi belajar keterampilan positif dalam persiapan saat dewasa di kehidupan mendatang.
"Saat tumbuh, itu juga penting bagi anak-anak memiliki batas-batas melalui pengalaman sendiri, karena akan membantu memahami bahwa mereka juga bisa mengatakan tidak dalam situasi tertentu," ujar dia.
"Kebanyakan bayi sehat memahami kata 'tidak' sekitar usia 9 sampai 12 bulan, meskipun mereka belum tentu bereaksi sampai berusia 18 bulan. Untuk lebih kreatif, bisa dengan mengadaptasi nada suara dan mungkin mengganti 'tidak' dengan kata lain. Misalnya jika anak mengambil gunting, orangtua bisa mengatakan 'tajam' dengan suara keras untuk menarik perhatian mereka, atau mengatakan 'panas' jika mereka terlalu dekat dengan oven. Dengan cara itu, orangtua tidak hanya menjaga anak secara aman, tetapi meningkatkan kosakata mereka juga," terang dia.
Namun, setelah anak-anak semakin bertambah usia, orangtua harus lebih hati-hati dan jangan lupa mudah memuji anak untuk perilaku positif karena akan meningkatkan harga diri mereka dan kepercayaan diri secara keseluruhan.
Sumber: Inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar