Pertengahan 1957, Lawrence Ferlinghetti dan Shigeyoshi Murao dari penerbit City Lights yang menerbitkan buku Allen Ginsberg, Howl and Other Poems, ditangkap dengan tuduhan menyebarkan kecabulan. Pada bulan Oktober tahun yang sama, Pengadilan Tinggi California menyatakan bahwa buku tersebut “punya signifikansi sosial” dan dengan demikian “tidak cabul”. Ferlinghetti dan Murao selamat. Howl and Other Poems dikenal luas serta dianggap sebagai salah satu kumpulan puisi terpenting abad 20.
Senin, 11 Januari 2016
Raffi Ahmad, Denny JA, dan Ironi di Bulan Oktober
“Negara ini adalah negara hukum. Apa artinja ini? Bahwa tiap2 pelanggaran hukum jang merugikan, harus diadili setjara setimpal. Dan dalam hal percobaan kudeta 17 Oktober ini, jang terdjadi bukanlah pelanggaran biasa, yang terdjadi jalah suatu kedjahatan politik! Adilkah djika pengadilan Republik mengampuni kedjahatan ini?” – Editorial Harian Rakjat, 17 Februari 1955, hlm 1.
Label:
Mojok,
Muhidin M. Dahlan,
Saut Situmorang
Modal Asing dan Kolesterol
Tubuh membutuhkan kolesterol. Tanpa lemak ini kita bisa kehilangan gairah seks, misalnya, karena rendahnya hormon kelamin. Kolesterol juga memelihara keseimbangan kimiawi dalam tubuh, serta merangsang pertumbuhan jaringan otak dan saraf.
Perempuan-perempuan Perkasa
Juhani hanya pedagang jagung dan pisang goreng. Tapi, kesempatan berkeliling menjajakan makanan di desanya, Desa Nipa, Pulau Sumbawa, dimanfaatkan pula untuk berkampanye anti-kekerasan dalam rumah tangga. Dia mengajari para perempuan mencegah, melawan, dan melaporkan kekerasan.
Rabu, 06 Januari 2016
Selamat Tahun Baru, Denny J.A.
Selamat tahun baru 2016, Denny J.A., King Maker yang tak pernah salah. Anda mungkin tidak sempat membaca tulisan dan ucapan selamat dari saya ini. Tidak mengapa, kalaupun tidak Anda baca, anggap saja saya sedang menulis untuk diri saya sendiri. Atau siapa saja yang berkenan membacanya.
Label:
Irwan Bajang,
Rumah Merah,
Saut Situmorang
Sesat Pikir Kriminalisasi Polemik Sastra
Aliansi Anti-Pembodohan (AAP) buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh menggelar diskusi bertajuk “Denny JA dan Penipuan Sastra Indonesia” pada Rabu, 19 November 2014. Acara yang berlangsung di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, ini menghadirkan tiga pembicara, yakni inisiator AAP Dwi Cipta, kritikus sastra sekaligus akademisi Katrin Bandel, dan peneliti buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh Ahmad Fawaid. Dua pembicara lain, Jamal D Rahman selaku ketua tim buku 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh dan Denny J.A. tidak hadir tanpa konfirmasi.
Label:
Dhani Arma,
Elki Setiyo Hadi,
Literasi,
Saut Situmorang
Almarhum Saut Situmorang: Kelindan Kriminalisasi Bahasa
Daripada Saut Situmorang, saya lebih dulu mengenal Sitor Situmorang. Kadang saya sering salah kaprah dalam membedakan keduanya; yang bahkan antara keduanya, sepanjang sejarah perkenalan saya dengan keduanya, memang ada perbedaan yang amat mendasar. Saut saya kenal lewat media internet sementara Sitor, untuk pertama kali, saya kenal lewat buku puisinya yang dikumpulkan dalam dua antologi besar waktu saya masih menyandang mahasiswa IAIN Walisongo (sekarang UIN) Semarang.
Kriminalisasi Kritik Politik Sastra
"Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil." (Al-Quran Bacaan Mulia)
Kalimantan Harus Pertahankan Lahan Subur
Misi penjelajahan nusantara, dari timur hingga barat ingin dituangkan Dandy Dwi Laksono dan Ucok Suparta dalam Ekspedisi Indonesia Biru.
Karya Sastra Terbaik 2015 versi Jakartabeat: Kambing dan Hujan – Mahfud Ikhwan
Ada banyak kesulitan jika kita hendak melabeli sebuah karya sastra sebagai terbaik. Haruslah ada dasar untuk meletakkan suatu karya, sehingga dianggap lebih baik dari yang lainnya. Penilaian antara satu orang dengan orang lainnya bisa saja berbeda karena selera dan pengetahuan setiap orang tidak sama. Namun dalam hal ini kita bisa menyepakati, misalnya, kebaruan tema, kebaruan cara bercerita, serta kemulusan penggarapan antara tema dan cara bertutur menjadi faktor-faktor terpenting dalam menilai suatu karya. Selain pertanyaan tentang apa yang ditawarkan para sastrawan dalam karyanya, eksekusi selalu lebih penting dari ide. Boleh saja ide bagus luar biasa, tapi jika eksekusi jelek, apa gunanya?
Langganan:
Postingan (Atom)