Siang yang panas pada 15 September 2015. Saya mengangkat tangan sebagai kode pada seorang lelaki berbadan gempal ketika memasuki sebuah simpang jalan di Kota Gorontalo. Lelaki itu bernama Dandhy Dwi Laksono. Di belakangnya, pria gondrong sebahu menyusul. Dia adalah Suparta Arz.
Minggu, 11 Oktober 2015
Ketika Bang Buyung Bertemu Tan Malaka
Bukan pengacara biasa. Dia adalah saksi sekaligus pelaku sejarah di republik ini.
Gestok dan Kehancuran Gerakan Perempuan
Gerwani mengajak perempuan melek politik dan aktif dalam pendidikan. Ditumpas ketika huru-hara ’65‒’66 bersama dengan satu generasi perempuan intelektual.
Wijaya Herlambang: G30S dan Teror dalam Kebudayaan
Peristiwa 30 September 1965 merupakan peristiwa perih dan tragis bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tragis tersebut, tidak saja menelan korban para jenderal di masa revolusi, namun kemudian juga menjadi bencana yang melibas orang-orang yang tidak berdosa, tidak saja jutaan nyawa tapi juga masa depan anak keturunan mereka.
Berpikir
Aku harus berpikir berkali-kali untuk mengucapkan sepatah kata. Dan kamu harus berpikir dua kali untuk menjawabnya. Sering kali perselisihan pandang muncul dalam kediaman untuk berpikir itu.
Sabtu, 10 Oktober 2015
Racun dan Pemimpin Dunia
Terlalu banyak racun.
Revolusi Jasad
Seandainya sekarang Nabi Musa datang di Indonesia dan menggelar konferensi pers, saya jamin tak ada wartawan yang datang.
Kalau Allah Memerdekakanku
Kalau Allah memerdekakanku untuk bebas menumbuhkan helai-helai rambutku sendiri.
Aku Hidup Tidak Merdeka
Aku hidup tidak merdeka, dan tidak ada kenikmatan melebihi hidup tidak merdeka.
Lomba Tidur Selebritis
Saya menawarkan kepada perusahaan-perusahaan untuk mensponsori Lomba Tidur antarkaum selebritis. Dalam pasal tidur ini, kaum selebritis mampu melakukan tidur yang kebanyakan orang tak sanggup.
Langganan:
Postingan (Atom)