Pembicaraan tentang reklamasi kini sudah sangat bergeser. Kebanyakan di antara yang membicarakannya percaya bahwa ini “cuma” urusan politik. Tepatnya, pertempuran antara mereka yang mendukung dan menentang Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ini cuma urusan Jakarta 2017, demikian pandangan banyak “pengamat”. Tentu, pandangan ini menafikan bahwa urusan Teluk Benoa sulit dikaitkan dengan Ahok, juga bahwa reklamasi itu sebetulnya terjadi di 17 provinsi di Indonesia.
Jumat, 06 Mei 2016
Jumat, 15 April 2016
Liberalisme, Untuk Siapa?
Sekitar empat tahun yang lalu, dalam sebuah pameran buku saya memborong buku-buku terbitan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Buku-buku itu dibeli bukan karena saya setuju dengan pandangan mereka, melainkan karena tertarik dengan cara bagaimana mereka berikhtiar menghidupi pemikiran yang diyakininya. Pada sebuah stand yang penuh menjual publikasi HTI, yang banyak di antaranya saya tahu tidak pernah masuk toko buku, saya menyaring karya-karya terjemahan agar tidak masuk keranjang belanja, dan sepenuhnya membeli karya-karya yang ditulis oleh orang HTI sendiri. Dan hasilnya, menurut saya, adalah gambaran sebuah ikhtiar intelektual yang patut diapresiasi.
Kamis, 31 Maret 2016
Pencipta Aksara Perjuangan Kaum Bugis
Colliq Pujie menciptakan aksara Bilang, digunakan sebagai komunikasi rahasia dalam perjuangan melawan Belanda.
Selasa, 29 Maret 2016
Popularitas Ahok Wujud Krisis Memori, Visi, dan Stok
SEBAGIAN besar anda mungkin sedang mendukung Ahok dengan menjadi “temannya” atau karena tidak ada alternatif yang cukup menjanjikan. Ahok sudah memikat hati banyak pemirsa karena satu hal penting: dia tidak punya basa basi feodal ala elit politik kebanyakan negeri ini. Satu aspek (saja) yang menyetarakannya dengan Gus Dur, membuatnya selangkah lebih maju dari Joko Widodo.
Yang Terusir dari Tanah Air
MENGINGAT tanggal 30 September, membawa pikiran saya ke situasi sekitar setengah abad yang lalu ketika paspor kami dinyatakan tidak berlaku lagi oleh penguasa di Jakarta (pada Januari 1966). Pasalnya, kami dituduh sebagai agen G30S di luar negeri serta melakukan subversi.
Jumat, 25 Maret 2016
Berkarya Tanpa Dendam
Malam, 13 Oktober 1965. sebuah rumah di kawasan Rawamangun, Jakarta dilempari dengan batu oleh segerombolan orang.
Kamis, 24 Maret 2016
Leicester City Juara, Bakal Jadi Dongeng Terbesar Dalam Sejarah Olahraga
Memimpin dengan selisih lima poin di puncak klasemen, menjadikan The Foxes berpotensi untuk mencatatkan dongeng yang sejajar dengan Nottingham Forest dalam buku sejarah.
Pembunuh dan Penyembelih
Seusai mengaji Al-Qur’an bersama, disebuah surau, terdengar suara Pak Guru berbicara tentang keburukan kepada murid-muridnya.
Fiksi Motivasi di Gerbong Neoliberal
Mungkin paradoks, tetapi kita patut berterima kasih kepada Tere Liye atas status FB-nya yang tuna sejarah itu. Saya senang karena banyak tanggapan, baik yang halus maupun kasar, yang satir hingga yang sinis, yang memberi kita wawasan mengenai peran non-ulama dalam revolusi kemerdekaan, tentang politik anti-komunis Orde Baru, tentang politik pemisahan Islam—kafir yang semakin menguat belakangan ini. Penulis tuna sejarah di zaman ini ternyata tidak bisa diterima begitu saja! Bukankah itu menggembirakan?
Senin, 14 Maret 2016
Membangun Partai Kiri: Utopis?
Dalam tulisannya, “Jadi Kiri itu Mesti Move On” yang diterbitkan di Rumah Kiri, Kresna Herka Sasongko menganggap bahwa pembangunan partai bukanlah solusi untuk membangun “Gerakan Kiri Baru Indonesia” pasca reformasi.[1] Pasalnya, membangun partai di masa kini “bukan hanya klasik, tetapi juga utopis.”
Langganan:
Postingan (Atom)