Sabtu, 13 Juni 2015

Alex

Ada tiga kisah cinta segi tiga pada masa saya remaja yang masih tertancap dalam benak hingga hari ini. Pertama, tentu saja adalah cinta segi tiga antara Arya Kamandanu, Mei Shin, dan Sakawuni, dalam serial drama radio “Tutur Tinular”. Kedua, adalah cinta segi tiga yang rumit dan menguras perasaan antara Kanji Nagao, Rika Akana, dan Satomi Sekiguchi, dalam serial televisi “Tokyo Love Story”. Dan ketiga, apa lagi kalau bukan cinta segi tiga antara Alex Komang, Devi Permatasari, dan Inneke Koesherawati.

Ya, Alex memang terlibat cinta segi tiga dengan dua perempuan cantik itu, Devi dan Inneke. Tapi itu hanya terjadi di serial televisi “Tirai Sutra” yang tayang di Indosiar hampir dua puluhan tahun silam.

Saya menyukai akting Alex Komang, sama seperti halnya saya menyukai akting-akting Mathias Muchus, atau berdecak menyimak ekspresi-ekspresi Deddy Mizwar dalam film-film yang dibintanginya. Kualitas akting Alex itulah, selain juga cerita yang dekat dengan keseharian, yang telah membuat “Tirai Sutra” menjadi drama paling menggigit pada masanya dan terus menancap dalam ingatan hingga kini. Pada drama itu pula kita bisa menyaksikan bagaimana si cantik Devi dan Inneke “dipaksa” untuk menunjukkan kualitasnya dalam seni peran. Seandainya mereka tak beradu akting dengan Alex, mereka mungkin akan bermain biasa-biasa saja. Tapi itu tak terjadi dalam serial drama tersebut.

Sesudah generasi Deddy, Mathias, dan Alex, dunia seni peran kita memang lama kehilangan figur-figur yang bisa melahirkan decak. Bahkan hingga kini keuletan sebagaimana yang ditunjukkan oleh tiga aktor itu dalam karya-karyanya belum juga sepenuhnya tergantikan oleh generasi Lukman Sardi, Nicholas Saputra, dan Reza Rahadian sekarang ini.

Terus terang saya selalu terkesima jika melihat akting Alex Komang. Bahkan, diamnya Alex selalu saja menunjukkan sebuah kewibawaan, yang menandai jika dia memang aktor yang kharismatik. Selain foto-foto Bung Karno, misalnya, maka foto-foto sosok Alex Komang juga selalu bisa menunjukkan karakter yang kuat. Tak banyak orang yang dianugerahi kharisma sebesar itu.

Semalam, ketika membaca berita bahwa Alex telah berpulang, ingatan saya tiba-tiba kembali ke masa sekitar dua puluhan tahun silam, dimana saya melihat Alex duduk bertiga dengan Devi Permatasari dan Inneke Koesherawati pada sebuah bangku taman. Satu tangan Alex memegang tangan Devi, dan tangan lainnya memegang pundak Inneke. Alamaaaaakkk…

Itu adalah adegan yang sangat puitik. Dan unsur puitik terkuat dalam adegan itu, menurut saya, melekat pada sosok Alex Komang. Tanpa Alex, adegan itu mungkin akan menjadi klise dan picisan.

Inna Lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga ia husnul khotimah. Amien.

Sumber: Berisik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...