Selasa, 16 Februari 2016

Yang bisa (dan seharusnya) dilakukan Jomblo saat Valentine

Semua orang mungkin mafhum, bahwa bulan Februari selalu dirumorkan dan diguyonkan sebagai bulan yang menakutkan untuk mereka yang lajang, mereka yang masih jomblo, mereka yang jiwa-jiwanya masih belum aus karena sama sekali belum pernah dibelai kekasih.

Alasannya jelas, karena di Bulan Februari inilah bersemayam yang namanya hari Valentine. Hari pada tanggal 14 februari, yang mana pada hari itu, banyak pasangan kawula muda yang menghabiskan waktu malamnya dengan yang-yangan alias pacaran mesra-mesraan dengan kekasihnya masing-masing.

Kalau pasangan yang punya banyak duit lumayan biasanya sampai booking meja di cafe, lengkap dengan properti romantis plus candle light dan lampu kelap-kelip khas tujuh belasan. Kalau untuk pasangan kere dan agak pailit, bookingnya cukup tiker angkringan dengan hiasan lampu teplok dengan cahaya temaram (yang kalau boleh jujur, justru lebih memunculkan kesan “prihatin” ketimbang “romantis”)

Momen kangsenan ini kemudian dipungkasi dengan ritual memberikan coklat oleh pihak pria kepada pihak wanita. Yang banyak duit biasanya coklatnya Silver Queen atau Tobleron, sedangkan yang ekonominya masih lemah, cukuplah coklat jago atau coklat ichiban. Yang penting coklat, gugur kewajiban.

Nah, momen itulah yang seringkali tidak bisa dirasakan oleh kaum yang tak berpacar alias jomblo, tak heran jika kemudian hari Valentine menjadi semacam tembok kesenjangan yang begitu kejam antara yang berpacar dengan yang tak berpacar.

Beban batin yang begitu besar yang dirasakan oleh para kaum tak berpacar ini kemudian sering kali mengacaukan logika dan mampu mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal dan merugikan perbekalan. Sewa pacar, misalnya, atau malah justru menghabiskan uang di karaokean sambil mabuk atau ngepil, atau yang lebih parah lagi, ke pelacuran.

Padahal jika mau bersiasat dan berfikir lebih jernih, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh para Jomblo untuk ikut memeriahkan dan menyemarakkan hari Valentine. Nah, sebagai representasi golongan jomblo, berikut ini sudah saya rangkumkan beberapa. Monggo dibaca dengan seksama dengan tempo yang terserah anda.

1. Membelikan sesuatu untuk orangtua.

Hal ini tentu jauh lebih realistis ketimbang membelikan seorang pacar sebalok coklat dengan harga yang sangat tidak berperasaan itu. Ingat, ini hari Valentine, hari kasih sayang. Dan tentu saja, tidak ada makhluk yang lebih utama kasih sayangnya di dunia ini selain daripada orangtua. Ia jauh lebih tidak pamrih dan jauh lebih tidak berbelit-belit dalam memberikan sayangnya kepada anda.

Cobalah untuk membelikan orangtua anda sesuatu, tentu bukan coklat, melainkan barang pengganti lain yang jauh lebih berguna. Gula jawa, misalnya. Karena selain sama-sama manis dan punya nilai kegunaan yang ekonomis, ia juga lebih alami, lebih sederhana, lebih murah harganya, dan yang pasti lebih Pro UMKM.

2. Berkumpul dengan kawan sesama Jomblo

Anda mesti ingat nasehat ini: “Keberanian bisa muncul dari dua orang pengecut yang berkumpul”. Begitupun dengan kebahagiaan, ia bisa muncul dari dua orang sedih yang berkumpul.

Saya selalu meyakini hal ini. Karenanya, saya sangat senang menghabiskan malam Valentine dengan kawan-kawan yang juga Jomblo, karena selain mereka lebih pengertian (karena mengalani kesedihan dan nasib yang sama), mereka juga tidak akan pernah bertanya “sudah beli coklat belum? Mau dikasih ke siapa” mereka paham, itu adalah pertanyaan terlarang.

Kalaupun mereka khilaf dan kelepasan bertanya demikian, anda sudah punya jawaban yang tokcer dan ciamik (yang sudah sering saya katakan): “Hanya pria karbitan yang ngasih coklat, pria sejati ngasihnya seperangkat alat shalat!”

Anda mungkin agak sedikit bersedih karena anda belum jadi pria sejati, tapi setidaknya, anda bukan pria karbitan.

3. Menulis tentang Hari Valentine di Media.

Saya tak perlu panjang lebar menjelaskan. Tulisan yang sedang anda baca sekarang ini adalah salah satu contohnya.

Agus Mulyadi

*Terbit pertama kali di Jawa Pos edisi 13 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...