Anonimitas merupakan sebuah keseharian dalam interaksi online. Banyak sekali pengguna internet yang tidak mau membuka identitas asli mereka dengan berbagai alasan, terutama yang terkait dengan privasi dan keamanan. Namun demikian, anonimitas juga dituding sebagai sebab banyaknya hate speech di internet karena mereka yang bersembunyi di balik suatu identitas tertentu biasanya lebih merasa bebas untuk berkata atau berkomentar semau-maunya.
Pandangan terhadap anonimitas ini pun sebenarnya tidaklah selalu positif. Dalam arti, banyak yang menyayangkan mereka yang anonim terlalu bebas mengartikan kebebasan yang diperoleh karena berlaku anonim. Di sisi lain, mereka yang menggunakan identitas asli sering menjadi korban dari yang anonim sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa anonimitas dijadikan tameng untuk bisa melakukan berbagai macam hal di luar kontrol seperti hate speech, fitnah, bullying dan banyak lainnya.
Hal yang perlu kita ketahui, sebenarnya bagaimanakah pandangan global terhadap anonimitas tersebut?
Sebuah survei yang dilakukan oleh Childnet International membuktikan bahwa anonimitas merupakan bagian penting dari interaksi online. Lebih dari 1.300 orang dari 68 negara ikut ambil bagian dalam survei ini. Survei ini dirancang oleh sekelompok orang muda berusia 15-17 tahun untuk membantu mereka mengeksplorasi sikap dan pengalaman anonimitas online secara global.
Dari survei tersebut diperoleh fakta-fakta berikut ini.
1. Berkomunikasi secara anonim adalah aktivitas online yang umum. Dua-per tiga dari responden mengatakan bahwa mereka berkomunikasi secara online tanpa mengungkapkan identitas mereka pada tahun lalu.
2. Berbagai metode dipakai untuk berkomunikasi online secara anonim. Metode yang paling umum adalah meninggalkan komentar anonim (51%) dan menggunakan layanan yang tidak perlu mendaftar (40%).
3. Alasan utama mengapa orang memilih untuk menjadi anonim dalam komunikasi online adalah untuk melindungi informasi pribadi. 65% dari responden memilih alasan tersebut dan merupakan alasan paling umum untuk menjadi anonim di semua kelompok usia.
4. Banyak orang merasa mereka dapat mengekspresikan diri lebih bebas jika mereka anonim. 59% dari responden mengatakan mereka lebih cenderung untuk mengatakan apa yang mereka inginkan secara online jika mereka anonim.
5. 71% dari responden merasa bahwa mereka merasa menjadi lebih nakal jika anonim di internet, 37% mengatakan mereka telah menerima pelecehan dari seseorang pengguna anonim di internet, dan 25% berpikir bahwa mereka sendiri mungkin menjadi lebih nakal jika anonim di internet.
6. Banyak responden merasa bahwa anonimitas online digunakan untuk alasan negatif. 70% responden mengatakan mereka telah melihat anonimitas online digunakan untuk alasan yang buruk, termasuk intimidasi, hate speech, pelecehan seksual, pencurian identitas dan penyebaran informasi palsu dan rumor.
7. Namun demikian banyak juga yang merasa bahwa anonimitas digunakan untuk alasan yang positif. 53% responden mengatakan mereka melihat anonimitas online digunakan untuk alasan yang baik, termasuk untuk mencari bantuan dan nasihat tentang sesuatu yang berpotensi untuk memalukan, sensitif atau tabu, mengatakan pujian yang mungkin merasa malu untuk mengatakannya, untuk melindungi privasi, untuk mengutarkan pikiran tanpa harus takut dihakimi atau menghadapi serangan balasan, juga untuk mengkritik pemerintah, korporasi atau berbicara tentang subyek yang kontroversial.
8. Mayoritas dari responden merasa bahwa penting untuk memungkinkan orang menjadi anonim jika mereka menginginkan hal tersebut. 86% reponden mengatakan bahwa penting untuk membolehkan pengguna internet untuk menjadi anonim.
Sumber: Internet Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar