Aku menemukanmu malam itu. Tubuh jangkung berbalut sweater dalam jarak lima meter. Dingin memang selalu mencekik penghujung tahun. Dan aku menemukanmu di tengah malam yang penuh gigil itu. Tapi yang sebenarnya terjadi: aku menemukan diriku sendiri. Aku menemukan mimpiku. Aku menemukan bayanganku. Dan itu ada pada dirimu, malam itu.
Interioritas subyek. Andai kamu tahu, kamu pasti menuduhku demikian. Aku menemukanmu, tapi yang kulihat adalah imaji batinku sendiri. Ah... Semua yang kulihat tiba-tiba mengada dalam batin. Dan imajiku tiba-tiba mengada dalam kesekitaran. Dua dunia menubuh. Dunia narcis, yang asyik dengan wajahnya sendiri.
Jadi aku tidak pernah benar-benara jatuh cinta padamu malam itu. Sampai aku menemukan diriku tak ada padamu.
Jatuh cinta adalah belajar jatuh cinta, Anin. Tanpa belajar, kita hanya akan mencintai tiada, menjadi si narcisus yang kan ditenggelamkan bayangannya sendiri.
Kamu kini menjadi kesadaran yang selalu mengingatkanku soal ada. Aku ada dan kamu ada. Kadang, aku dan kamu sama-sama meniada, tenggelam dalam menjadi, sesuatu yang baru. Entah apa itu. Sejak itu aku mulai mencintaimu. Setelah berbilang tahun, aku tak pernah bisa berhenti mencintaimu.
Koes
Sumber: Nun Poem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar