Penjahat cyber kini semakin canggih dalam melakukan aksinya. Untuk itu, perlu perlawanan yang sepadan dari pihak kepolisian. Untuk itulah Europol meluncurkan gugus tugas baru yang bertugas untuk memerangi penjahat cyber paling top sekalipun.
Ahli kejahatan cyber dari berbagi kesatuan kepolisian di seluruh dunia bersama-sama membentuk sebuah badan yang disebut Joint Cybercrime Action Taskforce (J-CAT) yang bertujuan untuk mengatasi penjahar cyber paling top di dunia.
Polisi Cybercrime dari Austria, Kanada, Kolombia, Jerman, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Inggris dan Amerika Serikat telah berkomitmen untuk mengambil bagian dalam pilot project untuk J-CAT.
Tim akan berkoordinasi dalam penyelidikan ancaman yang luas, termasuk virus yang mencuri login perbankan serta penjahat dengan profil tinggi, seperti hacker dan mereka yang menjual data pribadi di forum bawah tanah.
Sebanyak 18 orang dari lembaga penegak hukum global akan dipindahkan ke Den Haag di mana EC3 bermarkas. Mereka akan mengumpulkan dan berbagi kegiatan intelijen terkait dengan aktivitas penjahat cyber sebelum membuat kasus yang akan disajikan kepada dewan J-CAT. Dewan J-CAT yang kemudian akan memutuskan mana kasus yang akan diselesaikan.
Usaha ini adalah sebuah usaha yang patut diapresiasi terkait dengan pertumbuhan kejahatan cyber yang meroket beberapa tahun terakhir ini. Kasus-kasus kejahatan cyber kini tidak lagi hanya didominasi oleh satu negara tertentu, seperti AS atau Inggris, tetapi juga negara berkembang seperti Indonesia.
Dengan adanya kesamaan visi dan komando dalam menanggulangi kejahatan cyber tentunya akan lebih mudah untuk memerangi kejahatan cyber tersebut.
Sumber: Internet Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar