Di atas Selat Madura pada 1971 sebuah pesawat terbang meledak dan jatuh ke laut biru. Seluruh penumpang raib. Tak ada yang tahu pesawat meledak karena menabrak mesin waktu. Satu orang selamat, tapi terdampar ke masa silam.
Kamis, 31 Desember 2015
Akhir Perjalanan Bersepeda Motor Ekspedisi Indonesia Biru
Setahun sudah dua pengelana bersepeda motor "Ekspedisi Indonesia Biru" Dandhy Dwi Laksono (39) dan "Ucok" Suparta Arz (34) berkeliling Indonesia.
Sejumlah Figur Ternama Tutup Usia pada 2015
Dari Ali Wardhana, Pak Raden, hingga Ben Anderson
Wijaya Herlambang Dalam Kenangan Pemuda Islam Kiri
BEBERAPA hari setelah kepergian Wijaya Herlambang, kawan Martin Suryajaya menuliskan obituari yang bertenaga dan tak biasa sebagaimana umumnya sebuah obituari. Di sana Martin membabarkan tugas maha berat bagi gerakan kiri untuk melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Wijaya melalui karya terkenalnya “Kekerasan Budaya Pasca 1965”. Untuk hal ini kita semua—yang mengaku kiri—bersepakat dengan Martin. Begitupun dengan saya.
Kematian yang Tak Puitis
Manusia tidak pernah tahu, apakah usianya nanti akan sepanjang polemik sastra di Indonesia, atau sesingkat isapan rokok. Manusia hanya tahu, usia membentang dari lahir ke mati, sejak tangis tunggal sampai tangis massal. Hari-hari ini kita dibikin terkejut oleh kabar wafatnya Wijaya Herlambang, yang masyhur lewat buku Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde Baru Melegitimasi Anti-Komunisme Melalui Sastra dan Film (2013). Pasalnya, Wijaya Herlambang terhitung muda dan masih penting perannya dalam kajian sastra Indonesia. Buku yang ditulisnya pun sekadar awal, dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul kemudian.
Berpulang dengan Kemenangan
Kaget. Tak ada yang menyangka jalan kematian begitu lekas menemui Wijaya Herlambang. Semua yang mengenal Bang Jay, sapaan akrabnya, tentu tahu kalau ia menderita penyakit kanker. Kanker pankreas. Namun semua kita juga tahu, kalau kondisi Bang Jay mulai membaik malah sudah banyak beraktivitas lagi.
3 Warisan Wijaya Herlambang untuk Anak Muda di Indonesia
Wijaya Herlambang harusnya menjalani kemo terapi saat bersaksi di sidang IPT 1965, tapi ia memilih untuk menjadwal ulang.
Label:
Febriana Firdaus,
Rappler,
Salihara,
Wijaya Herlambang
Yang Saya Kenang dari Wijaya Herlambang
SAYA akan mengenang Wijaya Herlambang tanpa melankoli. Sebab ia meninggalkan pada kita setumpuk tugas yang masih belum usai, tugas-tugas yang masih perlu dikerjakan. Oleh karena itu, saya tak akan membuang waktu dengan pertunjukan kesedihan dan parade air mata, melainkan dengan memikirkan tugas-tugas itu. Karya besarnya, Kekerasan Budaya Pasca 1965, telah membukakan ruang penyelidikan yang begitu luas. Melalui tulisan ini, saya akan mengenang Wijaya Herlambang sebagai buku-buku yang akan datang, sebagai kitab-kitab yang belum dituliskan, sebagai sehimpun pekerjaan yang masih harus disudahkan, yang menyusun sebagian jalan menuju sosialisme Indonesia.
RIP Wijaya Herlambang: Membongkar Dusta Agen Kebudayaan
Wafat: Jumat, 4 Desember 2015
Peristiwa terbunuhnya 7 jenderal pada 30 September 1965 masih belum menemukan jawabnya yang pasti. Siapa pelakunya? Namun bagi pendukung Suharto dan Orde Baru gampang saja: PKI satu-satunya yang harus bertanggung jawab. Tidak demikian dengan para peneliti, akademisi, dan aktivis. Jawabannya tidak sesederhana menjentikkan telunjuk ke arah PKI.Belajar dari Tsunami
Menyusuri pantai barat Aceh dengan perahu di hari kelima setelah tsunami, 10 tahun lalu, saya hanya bisa membayangkan betapa dahsyat gelombang laut menghajar daratan.
Rabu, 30 Desember 2015
Kado Natal untuk Papua
Pelajaran Geografi atau IPS di bangku sekolah masa Orde Baru memperkenalkan kita deretan 27 provinsi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saat itu salah satunya adalah Provinsi Irian Jaya, yang sebelumnya adalah New Guinea, dan saat ini menjadi Papua. Berkali-kali berganti nama pada kenyataannya tidak membuat nasib rakyat Papua bergeser dari kemiskinan dan keterbelakangan, sekalipun kandungan perut buminya tak ada duanya (apalagi tiga) di tempat lain.
Natal dan Teologi Cinta
Dulu saat masih remaja, saya (dan mungkin sebagian besar kita) dijejali dengan doktrin kebencian terhadap agama lain, terutama Kristen. Kalau melintasi gereja dan melihat orang-orang menghadiri upacara misa di dalamnya, dada kita terasa mangkel menahan gejolak benci, dendam, dan kehendak untuk menyerang.
Faktor Raam
Oleh: Ade Armando
Film Buruan Cium Gue (BCG) diprotes dan diminta ditarik dari peredaran. Sebagian pihak menganggap ini sebagai pertanda menguatnya konservatisme cara beragama di Indonesia. Memang, ada kesan bahwa keberatan datang terutama dari kalangan beragama. Yang datang ke LSF, mendatangi Kementerian Budaya dan Pariwisata, serta melakukan kampanye ''boikot BCG'' adalah Aa Gym bersama rombongan yang di dalamnya ada beberapa artis berjilbab. Begitu pula Majelis Ulama Indonesia, beberapa rohaniawan Kristen dan Katolik, bersuara.
Film Buruan Cium Gue (BCG) diprotes dan diminta ditarik dari peredaran. Sebagian pihak menganggap ini sebagai pertanda menguatnya konservatisme cara beragama di Indonesia. Memang, ada kesan bahwa keberatan datang terutama dari kalangan beragama. Yang datang ke LSF, mendatangi Kementerian Budaya dan Pariwisata, serta melakukan kampanye ''boikot BCG'' adalah Aa Gym bersama rombongan yang di dalamnya ada beberapa artis berjilbab. Begitu pula Majelis Ulama Indonesia, beberapa rohaniawan Kristen dan Katolik, bersuara.
Selasa, 29 Desember 2015
"Buruan Cium Gue" dan Kontroversinya
"Buruan Cium Gue" dan Kontroversinya
(Surat Terbuka buat Penandatangan Petisi Utan Kayu)
Dari: Farid Gaban
----------------------------
Pena News Service Syndicate
Sudah menjadi kebiasaan kita pada umumnya melupakan aspek substansial dari apa yang diperdebatkan. Salah satunya tentang kontroversi film "Buruan Cium Gue" yang diproduksi raja sinetron Raam Punjabi.
(Surat Terbuka buat Penandatangan Petisi Utan Kayu)
Dari: Farid Gaban
----------------------------
Pena News Service Syndicate
Sudah menjadi kebiasaan kita pada umumnya melupakan aspek substansial dari apa yang diperdebatkan. Salah satunya tentang kontroversi film "Buruan Cium Gue" yang diproduksi raja sinetron Raam Punjabi.
Orang Indonesia Boros Energi?
Salah satu argumen yang sering mengemuka dalam perdebatan subsidi BBM adalah bahwa harga BBM yang rendah cenderung membuat orang boros energi. Argumen ini mencakup alasan lingkungan: harga BBM rendah memicu pemborosan energi minyak (fosil) yang tak ramah lingkungan, sehingga memicu polusi dan global warming.
Kamis, 24 Desember 2015
Papua dalam Dua Nasionalisasi
1930-an. BOVEN Digoel, Papua, tiba-tiba kedatangan tamu tak diundang: ‘orang buangan’. Pemerintah kolonialisme Belanda yang gerah pada sejumlah aktivis politik dan aktivitas politik mereka yang dianggap berbahaya saat itu, akhirnya ‘merumahkan’ paksa para tokoh pergerakan nasional dari Batavia ini. Boven Digoel, belantara penuh wabah malaria itu, kini punya penghuni baru—selain binatang buas dan legenda yang menyelimutinya. Tapi hal ini tidak berlangsung lama: desakan dari berbagai pihak terhadap pemerintah Belanda akhirnya membuahkan hasil. Kebebasan. Tapi kebebasan (dan pembebasan), sebagaimana kita tahu, mesti bersyarat—meski tak langsung: frekuensi dari aktivitas pergerakan ‘nasional’ dibatasi.
Selamat Ulang Tahun Papua
Tidak ada yang lebih menyakitkan hari ini selain mengucapkan selamat ulang tahun kepada bangsa yang masih terjajah, diliputi kemiskinan, menghadapi perampasan tanah tanpa henti, pelanggaran HAM dan pembungkaman politik tanpa jeda hingga berita soal kematian anak-anak yang hingga kini belum jelas penyebabnya.
Rabu, 23 Desember 2015
Pilkada Langsung atau Demokrasi Langsung?
Demokrasi Yang Cacat
Sebelumnya dikeluhkan kualitas demokrasi di Indonesia masih buruk, sangat mahal, dan sering hanya menghasilkan kegaduhan politik. Dari segi frekuensi dan jadwal pelaksanaan, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa dengan jumlah 34 provinsi dan 497 kabupaten/kota, berarti tiap tiga hari ada pilkadal yang diselenggarakan di Indonesia! Proses pemilihan kepala daerah dan presiden/DPR yang berdekatan dianggap menjenuhkan pemilih sehingga berdampak pada tingkat partisipasi. Dalam pemilu 2014 lalu misalnya, jumlah golongan putih (golput) mencapai 57 juta (29,8%).Selasa, 22 Desember 2015
Berpuasa, Tapi Di Malam Harinya Mabuk-Mabukan
Tanya:
Assalamu’alaikum ustad, bagaimana hukumnya orang puasa tapi pada waktu malam harinya minum minuman beralkohol? Wassalam..
(Urip via Surel)
Assalamu’alaikum ustad, bagaimana hukumnya orang puasa tapi pada waktu malam harinya minum minuman beralkohol? Wassalam..
(Urip via Surel)
Selasa, 01 Desember 2015
Remaja yang Mandiri Lebih Tahan terhadap Konten Berbahaya
Tidak diragukan lagi bahwa kini sangat banyak remaja yang menggunakan internet. Internet kini menjadi bagian yang penting dan tempat yang mengasyikkan bagi remaja terutama karena tersedianya banyak layanan yang membuat mereka senang. Namun, tentu orangtua khawatir dengan aktivitas anak-anaknya di internet sehingga mereka pada usia tertentu perlu didampingi. Namun, mungkin orangtua perlu tidak terus-menerus mendampingi mereka. Mereka perlu diberikan kepercayaan untuk mengelola sendiri layanan yang mereka gunakan atau mandiri agar mereka bisa lebih tahan banting terhadap konten berbahaya.
Duo Srigala dan Hal-hal yang Menggantung
Belakangan ini, entah mengapa, semesta kerap mendekatkan saya dengan dangdut. Pertama, meski tak dangdut-dangdut amat jika dilihat dari analisis dangdut studies derajat manapun, saya terkejut bukan alang-kepalang ketika mendengar Ridho Rhoma punya lagu moving on. Selain karena saya pernah menghitung selama sehari lagu ini pernah diputar hingga 14 kali di salah satu stasiun radio, saya tak menyangka bahwa lagu ini dinyayikan Ridho Rhoma, anak Si Raja Dangdut. Saya terkejut sebab warna suara Ridho di lagu itu jelas tidak mencerminkan seorang pewaris brewok dan bulu dada trah Irama.
Senin, 30 November 2015
Kemandirian Pulau-pulau
Harga bahan bakar minyak naik berlipat-lipat di kepulauan, termasuk di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, yang sedang saya kunjungi. Bahkan sebelum kenaikan terakhir, harga bensin di sini sudah lebih tinggi dari harga di daratan besar.
Minggu, 29 November 2015
Gie dan Gunung-gunung
Di puncak Gunung Semeru, dikepung dingin dan kabut yang magis, tubuhnya tergeletak. Tak bernyawa. Soe Hok Gie tewas menghirup gas beracun di ketinggian sunyi atap Pulau Jawa itu, 45 tahun lalu.
Jumat, 27 November 2015
Mengapa Anda Tidak Seharusnya Posting Foto Anak di Media Sosial?
Suka atau tidak suka, kenyataannya media sosial menjadi hal keseharian hampir sebagian besar pengguna internet. Revolusi smartphone menambah daya gebrak media sosial tersebut hingga terjangkau sampai ke pelosok. Sayangnya, kebanyakan pengguna hanya tahu membuat konten tanpa memikirkan akibat konten yang mereka buat, terutama terkait dengan foto anak di media sosial.
Perspektif Global terhadap Anonimitas Online
Anonimitas merupakan sebuah keseharian dalam interaksi online. Banyak sekali pengguna internet yang tidak mau membuka identitas asli mereka dengan berbagai alasan, terutama yang terkait dengan privasi dan keamanan. Namun demikian, anonimitas juga dituding sebagai sebab banyaknya hate speech di internet karena mereka yang bersembunyi di balik suatu identitas tertentu biasanya lebih merasa bebas untuk berkata atau berkomentar semau-maunya.
Cara yang Digunakan untuk Mengontrol Internet
Laporan Freedom House tentang Kebebasan di Internet tahun 2013 yang lalu mencatat beberapa alat atau cara yang paling sering digunakan untuk mengontol internet. Cara atau alat tersebut pada umumnya sudah banyak diketahui, namun tentu tetap perlu dijelaskan seperti berikut ini:
6 Jenis Hacker
Menurut perusahaan cyber security, setidaknya terdapat 6 jenis hacker yang dilihat dari latar belakang, lokasi, metode, motivasi dan target potensial. Keenam jenis hacker tersebut adalah sebagai berikut:
Geng Kejahatan Cyber Terorganisir Targetkan ATM Bank
Sudah bukan sesuatu yang aneh bila ATM bank merupakan sasaran empuk para pelaku kejahatan cyber terorganisir. Baru-baru ini polisi Rumania menangkap sedikitnya 25 orang anggota geng kejahatan terorganisir tersebut karena diduga terlibat penarikan uang palsu sebanyak 15 juta dollar.
Kamis, 26 November 2015
Hacker Serang Lebih dari 100 Lembaga Keuangan Seluruh Dunia
Bank-bank di Inggris diperkirakan telah kehilangan puluhan juta pound setelah sekelompok hacker yang berbasis di Rusia menghabiskan dua tahun terakhir mendalangi cybercrime terbesar yang pernah ditemukan. Sebanyak 650 juta pound diperkirakan telah hilang setelah kelompok hacker tersebut menggunakan virus komputer untuk menginfeksi jaringan di lebih dari 100 lembaga keuangan di seluruh dunia.
Lebih Memilih
Serasa ada yang tidak beres setiap kali saya membaca maupun mendengar frase “lebih memilih”. Entah siapa yang memulai pemakaian frase ini. Bentuk tersebut mungkin penyederhanaan dari frase “lebih suka memilih” (yang logis) menjadi “lebih memilih” (yang tidak logis). Boleh jadi itu penyederhanaan dari “lebih disukai, dan karena itu dipilih”, atau “dipilih karena disukai”. Ia kemudian tersebar luas lewat media massa, dibiasakan oleh banyak orang, sehingga tidak lagi disadari bahwa itu keliru.
Jakarta Kota Bengis Terburuk di Indonesia
Jakarta, ibu kota Indonesia, dijuluki oleh Pusat Studi Urban dan Desain (PSUD) sebagai kota terburuk di Indonesia. Kota ini dinilai tidak indah secara visual, tidak berfungsi secara benar dalam hal tata kota dan miskin fasilitas publik.
Memperlakukan Matahari
Jangan terlalu membebani sekolahan, kampus, dosen-dosen dan skripsi atau keseluruhan dunia ilmu pengetahuan dengan harapan-harapan dan impian-impian. Jangan minta terlalu banyak kepada semua itu.
Dan Para Petani Tembakau itu Memeluk Cak Nun
Akhirnya saya bersalaman dengan Cak Nun, Emha Ainun Nadjib itu, di ujung teras Pendopo Kabupaten Temanggung. Saya menyambutnya ketika turun dari Serena warna abu-abu, mencium tangannya, mengiringinya menuju ruang tamu rumah dinas bupati, dan menunggunya ketika dia berbicara dengan Pak Bupati, Pak Kapolres dan Pak Dandim. Kecuali rambut dan kumisnya yang memutih, tak ada yang berubah dari dia: wajahnya, senyumnya, cara berjalannya, masih sama dengan ketika kali pertama saya melihatnya lebih 25 tahun yang silam sewaktu dia berceramah di Kampus ITN, Malang.
Ahok dan Masa Depan Demokrasi
Demokrasi dan partai politik seperti dua sisi mata uang. Keduanya tak terpisahkan. Dalam demokrasi modern, partai politik adalah pilar yang mengakomodasi minat dan kepentingan warga negara untuk terlibat dalam tata kenegaraan. Demokrasi yang stabil membutuhkan partai politik yang matang. Matang dalam arti memiliki sistem kelembagaan yang solid serta berbasis ideologi yang menjadi dasar partai mengambil keputusan kolektif.
Senin, 16 November 2015
Allah dan Tetangga
Meskipun doa itu bebas sensor, tapi musti dikira-kira bukan? Allah menawarkan kepada hamba-hambaNya agar memohon kepadaNya dan Ia berjanji akan mengabulkan.
Bau Mulut
Kalau yang keluar dari mulut kita adalah kalimat-kalimat yang menyakitkan hati, tidak apa-apa. Kalau ungkapan yang nongol dari mulut kita mengandung kemudaratan sosial, masih bisa dimaafkan.
Minggu, 15 November 2015
Tidak Minta Apa-Apa Dalam Doa
Yang membubung hanya mimpi, adapun permintaan mesti tahu diri.
Wajah Komersial
Kalau kita buang angin, yang kita cuci atau kita basuh dengan air dalam berwudlu, bukanlah wilayah biologis yang mengeluarkan angin itu, melainkan wajah kita. Mungkin karena yang harus terutama dipertahankan oleh manusia adalah kebersihan jiwa dan kualitas kepribadiannya, yang tercermin atau diwakili oleh penampilan wajahnya.
Sabtu, 14 November 2015
Jungkat-Jungkit Reformasi
Partisipasi warga dalam mengusung Jokowi sebagai presiden sering dilihat sebagai peningkatan dalam demokrasi Indonesia. Pemerintahan yang dijalankan Jokowi, sayangnya, berpotensi mengkhianati dukungan warga.
Melindungi Jurnalis di Era Digital
Perkembangan teknologi informasi membawa ancaman baru terhadap jurnalis dan kebebasan pers.
Jumat, 13 November 2015
Rasisme di Media
Atribusi ras dalam berita kadang dilihat sebagai hal yang lumrah. Namun, tanpa kehati-hatian, pengungkapan identitas ras justru bisa meningkatkan ketegangan sosial.
Rating Televisi Hanya Mengedepankan Kuantitas
Keluhan Presiden Jokowi tentang tayangan televisi yang tidak sehat menohok industri pertelevisian. Lembaga rating pun tak luput dari sorotan.
Belajar dari Pembunuhan Wartawan Televisi Amerika
Dua wartawan televisi lokal Amerika ditembak mati ketika sedang menyiarkan berita. Liputan berbagai media mengenai peristiwa tersebut memunculkan diskusi tentang etika jurnalistik.
Teknologi Digital dan Kebudayaan
Reduksi teknologi tak selalu berarti mengurangi, melainkan juga menambah keragaman ruang sosial.
Gramatika
Apakah Ki Hadjar adalah seorang totaliter hanya karena dia membubuhkan kata itu dalam anggaran Taman Siswa paling awal? Apakah Soekarno adalah seorang fasis hanya karena dia pernah meminjam beberapa lontaran Hitler? Apakah Soepomo mengimani fasisme hanya karena dia menggunakan terma integralistik ketika ikut merumuskan konstitusi pertama Republik ini? Apakah seseorang yang mengutip Marx otomatis menjadi Marxis? Apakah sebuah kata atau konsep yang pernah digunakan oleh sistem gagasan yang lahir lebih dulu akan membuat kata atau konsep itu kehilangan kesempatan mendapatkan pengertian yang berbeda dari apa yang pada mulanya telah merumuskannya?
Membedah Televisi Digital: Antara Potensi Teknis dan Kepentingan Politis (Bagian I)
Digitalisasi televisi di Indonesia adalah keniscayaan. Meski proyek ini menumbuhkan sejumlah harapan, ia masih menyisakan banyak catatan.
Kamis, 12 November 2015
Mahasiswa Indonesia dan Kelahiran Orde Baru
Pers memiliki peran signifikan dalam melegitimasi dan mendefinisikan Orde Baru. Riset Francois Raillon membuktikannya.
Membongkar Pohon Politik
Basuki Tjahaja Purnama dipuji banyak orang setelah menyatakan mundur dari Partai Gerakan Indonesia Raya. Basuki, atau Ahok, mundur karena tak sependapat dengan upaya Gerindra dan Koalisi Merah Putih menghapus pemilihan kepala daerah secara langsung.
Pers Mahasiswa, Nasibmu Kini
Pemberedelan pers mahasiswa Lentera di Salatiga menyisakan banyak hal yang menarik untuk didiskusikan. Pertama tentang isu 1965 yang diangkat oleh Lentera. Kedua, tentang eksistensi pers mahasiswa itu sendiri. Ada banyak pemberedelan dan aksi kekerasan terhadap pers mahasiswa, terutama pasca 1998. Namun baru kali ini pemberedelan memicu respon yang demikian masif– setidaknya di media sosial.Terasa ironis memang jika melihat pers mahasiswa diperhatikan justru ketika ia diberedel. Sementara di hari-hari “normal”, kehadirannya hidup segan mati tak mau.
Bukan Aku, Tapi Tuhanku
Kalau atas dosa-dosa selama hidupku yang kumohonkan kepada-Nya hanyalah ampunan, maka aku takut fokus ibadatku hanyalah penyelamatan diri sendiri.
Surat untuk Anin
Aku menemukanmu malam itu. Tubuh jangkung berbalut sweater dalam jarak lima meter. Dingin memang selalu mencekik penghujung tahun. Dan aku menemukanmu di tengah malam yang penuh gigil itu. Tapi yang sebenarnya terjadi: aku menemukan diriku sendiri. Aku menemukan mimpiku. Aku menemukan bayanganku. Dan itu ada pada dirimu, malam itu.
Senin, 26 Oktober 2015
Survei KPI, Cermin Yang Buram
KPI baru saja merilis hasil riset indeks kualitas siaran televisi yang ketiga. Metode penelitian yang dipakai sama bermasalahnya dengan keberadaan riset ini sendiri.
Masuk Sorga Sendirian
Kita tidak egois dalam mencintai Allah dan Rasulullah. Gamelan kita tabuh, gitar kita petik, biola kita gesek dan seruling kita tiup — agar memperindah pernyataan cinta kita kepada Allah dan Rasulullah.
Kalau Takut Anak Istrimu Kelaparan
Kalau kau pelajari kebenaran dan kau memperjuangkannya dalam kehidupan, sering-seringlah menanyakan kepada dirimu sendiri: Sesudah pagi mengucapkan kebenaran, apakah siangnya masih berlaku kebenaran itu dalam hidupmu? Kalau sore kau teriakkan kebenaran, apakah engkau sanggup menjaga kesuburannya di malam hari?
Syair Tukang Bakso
Sebuah pengajian yang amat khusyuk di sebuah masjid kaum terpelajar, malam itu, mendadak terganggu oleh suara dari seorang tukang bakso yang membunyikan piring dengan sendoknya.
Kurikulum Curang
Saya tak berani memastikan apakah kecurangan termasuk ke dalam kurikulum pelajaran atau pelatihan sepakbola. Tapi setidaknya pendidikan ini tentu dilakukan secara ekstra kurikuler. Setidaknya setiap pemain belajar secara diam-diam, membawa ‘buku kecurangan’, terutama para pemain yang merasa berbakat menjadi ‘petugas pembunuh’.
Persaingan Dengan Tetangga
Aku beli sepeda, tetanggaku beli sepeda lebih bagus. Aku beli motor, tetanggaku beli motor lebih mahal. Aku beli kulkas, tetanggaku beli kulkas lebih besar. Aku beli radio, tetanggaku beli teve. Aku beli mobil rongsokan, tetanggaku beli mobil baru.
Surat untuk Sri
Sri,
Sekarang pukul 00.22 dinihari. Tadi sore di sini mendung, tapi tidak hujan. Malam ini cuaca agak panas, sehingga aku harus melepas singlet yang basah oleh keringat. Seperti itulah, ini musim pancaroba. Panas dan hujan datang silih berganti. Kadang dingin menggigil, lalu tiba-tiba gerah membakar.
Sekarang pukul 00.22 dinihari. Tadi sore di sini mendung, tapi tidak hujan. Malam ini cuaca agak panas, sehingga aku harus melepas singlet yang basah oleh keringat. Seperti itulah, ini musim pancaroba. Panas dan hujan datang silih berganti. Kadang dingin menggigil, lalu tiba-tiba gerah membakar.
Minggu, 25 Oktober 2015
Tentang Puisi(ku)
puisi adalah transendensi pengalaman privat. pada mulanya boleh jadi rintihan, kesepian, atau berahi yang membuncah, tapi begitu menjelma puisi, segala durga-mula itu menjadi sublim. bukankah kita melihat dunia seperti mengintip dari lubang kunci, sesuatu yang mendekati bentuk sebuah puisi: sublimasi pengalaman renik-sederhana sebagai tata cara melihat kompleksitas mayapada?!
Sabtu, 24 Oktober 2015
Senyawa
kita menyatu dalam cangkir
sebagai minuman
aku bukan diriku
kamu bukan dirimu
sebagai minuman
aku bukan diriku
kamu bukan dirimu
Jumat, 23 Oktober 2015
Surat untuk Julia
Julia,
Hujan telah lama lewat, tapi dingin yang dibawanya masih terus membekap. Hawa di tengah tahun ini memang mengigit. Dan hujan di ujung malam tadi telah menambah dingin pagi ini. Pagi ini juga terasa “dingin”, karena di gedung ini tinggal kamarku yang masih bersuara. Bunyi kipas menguar memecah gumpalan udara kamar yang kusewa. Aku menghidupkan radio untuk mengusir sepi, sekaligus untuk menemaniku menyusun huruf demi huruf surat ini.
Hujan telah lama lewat, tapi dingin yang dibawanya masih terus membekap. Hawa di tengah tahun ini memang mengigit. Dan hujan di ujung malam tadi telah menambah dingin pagi ini. Pagi ini juga terasa “dingin”, karena di gedung ini tinggal kamarku yang masih bersuara. Bunyi kipas menguar memecah gumpalan udara kamar yang kusewa. Aku menghidupkan radio untuk mengusir sepi, sekaligus untuk menemaniku menyusun huruf demi huruf surat ini.
Kamis, 22 Oktober 2015
/7/ Poesiku
/7/ “Aku tidak pernah mencintaimu!” hardik perempuan itu kepada lelakinya, ketika mereka bertengkar hebat malam itu. “Jangan pernah mengatakan itu!” bentak lelakinya. Mereka bersitatap dengan mata nanar.
Rabu, 21 Oktober 2015
/6/ Poesiku
/6/ Akal sehat selalu membuat luka kecil menjadi bernanah. Maka, pada hari pertama ketika mereka berpisah dulu, si lelaki masih sempat menulis puisi. Puisi terpendek yang pernah ditulisnya, dan sekaligus yang mungkin paling disesalinya: “Setan sekali Kau, Tuhan!” Barangkali benar, cinta itu seperti arak, semakin lama rasanya semakin lezat, semakin memabukan, dan tentu saja semakin mahal harganya. Tentu, arak yang baik hanya lahir dari bahan yang baik dan racikan yang tepat. Lama dan baru hanyalah kondisi, dan bukan syarat. Tapi bukan itu yang merisaukannya. Hal yang paling merisaukannya adalah ia sungguh tak tahu, apakah ia sedang menyimpan nanah, ataukah arak? Ketika ia sudah tak lagi sanggup menulis, yang bisa dilakukannya hanyalah membaca puisi-puisinya yang telah silam.
Selasa, 20 Oktober 2015
/5/ Poesiku
/5/ Mereka berdua menyukai rempah-rempah dan merencanakan kelak memiliki rumah yang akan dikelilingi kebun rempah, selain sayur dan buah. Setiap senja mereka akan mendiskusikan mimpi-mimpi itu. Mereka menyukai film Paul Mayeda yang sangat hidup bercerita mengenai rempah dan kehidupan, serta buku Turner yang dengan apik mampu meyakinkan pembacanya bahwa alasan pelayaran bangsa-bangsa Utara ke Selatan pada zaman dulu bukanlah untuk merebut makam suci dari kaum kafir, atau untuk menyebar ayat-ayat Tuhan, melainkan karena makanan mereka yang sangat memprihatinkan. Mereka setiap hari makan dengan daging asin dalam kondisi yang seringkali hampir basi dan membusuk. Bangsa Sparta, misalnya, hanya bisa menyedapkan makanan mereka dengan kerja keras dan rasa lapar. Tak ada yang mampu menolong mereka dari penderitaan itu kecuali sedikit lada, jahe atau kayu manis. Hanya rempah-rempah itu yang bisa menyamarkan bau daging dan asinnya garam. Dan untuk itulah mereka rela menyabung nyawa membelah lautan. Betapa puitisnya sejarah yang demikian. Tak heran, Edward Said menyebut bahwa rempah adalah imajinasi orientalisme yang paling kental. Ketika membicarakan rempah, lelaki dan perempuan itu akan saling tatap dengan mata berbinar. Dalam semua dongeng dan kitab kuno, rempah adalah simbol gairah dan eksotisme. “Bau tubuhmu seperti gaharu,” kata si lelaki kepada perempuannya. Dengan tatapan manja, perempuannya tersipu. “Hanya seperti gaharu?” tanya perempuannya, menggoda. “Tadinya aku mau bilang seperti kemenyan sih,” jawab si lelaki. Keduanya terbahak. “Kamu itu seperti pekak, alias kembang lawang,” kali ini si perempuan memberikan penilaiannya. “Kenapa pekak?” tanya si lelaki. “Karena cuma di masakan yang ribet ada pekaknya. Dan masakan yang ribet itu adalah masakan yang enak. Berkelas,” jelasnya, dengan mimik yang serius. Kali ini giliran si lelaki yang tersipu. “Sementara, aku adalah cabe Meksiko,” lanjut si perempuan, “yang peddeeessnya minta ampun.” Keduanya kembali tertawa. “Aku pikir kamu memang seperti cabe,” kata si lelaki tenang. Dengan tatapan mendalam ia menyapu wajah perempuannya. “Kamu bisa membakar mulut dan membuat sakit perut,” imbuhnya. “Tapi itu hanya terjadi di tangan koki yang salah. Aku menyukai sambal dan makanan pedas, jadi tak akan gampang sakit perut,” katanya, sembari meraih jemari perempuannya. Tubuh mereka merapat, meruapkan aroma mur, gaharu, nilam dan cendana. #poesiku (Nun Poem)
Senin, 19 Oktober 2015
/4/ Poesiku
/4/ Mereka mengikat janji di bawah sinar bulan, melalui sebuah obrolan sampai pagi yang menguras perasaan. Di rona-rona pipi perempuan itu, si lelaki melihat pohon cintanya tumbuh merindang. Mereka saling membacakan sajak Chairil secara bergantian, disaksikan laron dan serangga malam yang berjatuhan di lampu minyak di meja pekarangan. “Kupilih kau dari yang banyak… // Aku pernah ingin benar padamu,” bujuk si lelaki. Si perempuan tersipu. Ia lalu membalas, “aku sekarang orangnya bisa tahan // sudah berapa waktu bukan kanak lagi // tapi dulu memang ada satu bahan // yang bukan dasar perhitungan kini.” Ia lalu bercerita mengenai pengalaman buruknya ditinggal lelaki. Ia mengaku bahkan sempat ingin bunuh diri karenanya. Si lelaki menggapai tangannya. Ia lalu membacakan kembali Chairil: “Kalau kau mau kuterima kau kembali // Dengan sepenuh hati // Aku masih tetap sendiri // Kutahu kau bukan yang dulu lagi // Bak kembang sari sudah terbagi // Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani.” Mereka bersitatap, lalu saling tersenyum. Ada satu masa ketika si lelaki itu juga pernah memendam frustrasi sebenarnya. Ia telah mengenal perempuan itu sejak kecil, tapi tak pernah bisa memahaminya. Setiap hari ia mengiriminya puisi, tapi tak pernah berbalas. Sampai suatu saat ketika frustrasinya membuncah, ia mengirim sebuah puisi pendek kepada perempuan itu: “Yang kutakut bukan tak kau buka pintumu // Yang kutakut aku kan bosan mengetuk.” Lalu berjumpalah mereka malam itu. Sebuah malam yang menguras perasaan. #poesiku (Nun Poem)
Minggu, 18 Oktober 2015
/3/ Poesiku
/3/ "Untuk mengawali hariku, aku ingin menciummu, setiap hari selama aku hidup," kata perempuan itu. Dan itu adalah janji termanis yang pernah didengarnya, belasan tahun silam. Tetapi, sebuah pertengkaran kecil telah memisahkan mereka. Tak ada lagi tegur sapa dan isyarat yang mengantarkan kasih. Keduanya membiarkan akal sehat merebut ruang-ruang cinta di rumah mereka. Padahal, ketika saling menautkan hati, keduanya sama-sama berikrar, tak akan ada akal sehat di rumah itu. Yang ada hanya cinta. Gunakan akal sehat hanya ketika meninggalkan rumah. Dan akal sehat telah membuat luka kecil menjadi kanker. Itu adalah sebuah perpisahan yang mematikan, tak cuma menyakitkan. Tak ada lagi ciuman mesra tiap pagi yang mendarat di bibir, pipi, dagu, atau keningnya. Sejak itu, ia tak lagi bisa menulis puisi. Setiap hari, sebangun tidur, sembari menatap sketsa Monalisa di dinding kamarnya, ia akan berucap lirih, "Hal pertama yang ingin kulakukan sebangun tidur adalah mencintaimu..." Hanya dinding kamar yang kusam yang menyimak ucapannya. #poesiku (Nun Poem)
Sabtu, 17 Oktober 2015
Ekonomi Biru, Ekonomi Baru
Makin banyak orang suka minum kopi. Konsumsi kopi terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan di Jerman, negeri bir, kabarnya kopi telah menyalip minuman beralkohol itu sebagai minuman favorit.
Surat Terbuka Korban Pemerkosaan pada Menkopolhukam Luhut Panjaitan
Kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa RW, seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan melibatkan sastrawan Sitok Srengenge terus bergulir.
/2/ Poesiku
/2/ Kamar itu kusam. Sebuah sketsa Monalisa menggantung di dindingnya. Sejak berhenti menulis puisi, ia mengalihkan energinya untuk membuat sketsa. Setiap hari ia membuat puluhan sketsa. Dengan obyek yang sama: Monalisa. Ketika seorang kawannya berkunjung, bertahun kemudian, ia mendapati bahwa di balik semua sketsa yang dibuat sang penyair, ia selalu menuliskan sebait kalimat yang menurut sang kawan adalah sebuah puisi. “Katanya kau berhenti menulis puisi, tapi semua sketsamu ini masih kau tulisi puisi juga?” tanya kawannya. “Itu bukan puisi,” sanggah sang penyair. “Tapi aku merasa ini adalah sebuah puisi. Mungkin dalam bentuk yang lain,” kawannya mencoba menilai. “Itu sekadar persembahan,” sang penyair kembali menyanggah. Di balik setiap sketsa itu, ia memang menulis: “Untuk seseorang, yang diamnya adalah lukisan, dan tuturnya adalah puisi…” #poesiku (Nun Poem)
Jumat, 16 Oktober 2015
/1/ Poesiku
/1/ “Jika aku mati, di pusaraku sebaiknya ditulis: ‘Di sini beristirahat seorang lelaki yang setia kepada cintanya’.” Kalimat itu tertulis dalam buku lusuh milik seorang penyair. Tepatnya, bekas seorang penyair. Ia berhenti menulis puisi semenjak ditinggal kekasihnya. Tak ada lagi yang ingin diabadikannya, setelah itu. Ia tak ingin mengabadikan kemurungan dan kerisauan. Pendek kata, semenjak hari yang buruk itu, ia sepenuhnya berhenti menulis puisi. #poesiku (Nun Poem)
Kamis, 15 Oktober 2015
Sukarno Dan Analogi ‘Dasamuka Bermulut Sepuluh’
Dokumen visi-misi Jokowi-JK, yang sangat terang-benderang mengusung Trisakti, mungkin sudah dimasukkan ke laci dan dilupakan.
“Yang Terpanggil Tanah Air”: Praktik Politik-Seni di Indonesia Masa Kini
DALAM esai bertajuk “The Island that Literature Forgot”, Wayan Sunarta menjelaskan secara singkat babakan-babakan dalam sastra Indonesia, mulai dari Pujangga Lama, Generasi 1945, Generasi 1960-an, novel-novel Romantis di tahun 1980-an, Generasi Reformasi dengan Wiji Thukul sebagai salah seorang pelaku, Angkatan 2000, Sastra Cyber, Sastrawangi, dan Perang Sastra boemipoetra vs TUK/Salihara. Setelah membabar secara singkat babakan sastra Indonesia sejak era Pujangga Lama hingga Perang Sastra boemipoetra vs TUK/Salihara, Sunarta kemudian membabar tentang politik sastra yang dimainkan oleh Goenawan Mohamad dan para pengkritiknya dalam Frankfurt Book Fair (FBF). Tulisan Sunarta itu tampaknya lahir sebagai kritik terhadap acara FBF yang menampilkan Indonesia sebagai tamu kehormatan.
Label:
Bosman Batubara,
Goenawan Mohamad,
Literasi,
Salihara
Mengapa Kita Harus Membenci PKI?
Waktu kecil, saya sering sekali mendengar orang mengumpat dengan menyebut “PKI!” atau “Yahudi!” Padahal di desa saya tidak bisa ditemui makhluk PKI ataupun Yahudi. Tapi kebencian itu ada, dan nyata.
Lah, Kalian Itu Mau Rekonsiliasi atau Perang Lagi?
"Jadi orang jangan absolut-absolutan. Jangan mutlak-mutlakan.” ~ Rusdi Mathari.
Anindya Kusuma Putri, Selalu Dinanti Selalu di Hati
Begini, Dik Nin. Suatu hari, seperti biasa, saya mendapat pesan dari Kaq Banah, pemred Mojok.co. Setelah menjelaskan mengapa satu tulisan saya belum bisa diterbitkan, karena satu dan lain hal, ia meminta saya menulis tentang Dik Nin. Ya, persis, tentang Dik Nin yang belakangan muncul dalam imajinasi orang kiri karena pake baju palu arit.
Palu Arit Anindya Kusuma Putri
“Yang ia butuhkan syair kesejukan. Bukan hinaan dan cibiran. Buka matamu, inilah kenyataan. Buka hatimu, jangan hanya terdiam. Aku ada. Ada. Ada.” ~ God Bless, Syair untuk Sahabat.
Kanda Eggi Sudjana yang Baik dan Benar
“Waspadai, bangkitnya gerakan neo-PKI, kita tidak boleh memberi kesempatan bagi mereka untuk kembali melukai keutuhan NKRI. Diberi sedikit kuasa saja, sudah pasti sadis. Sejarah mencatat, HMI, NU, Muhammadiyah dan TNI AD inilah yang menjadi musuh utama PKI.” – Kanda Eggi Sudjana, 2014
Buku Putih Sejarah Komunis Indonesia
Posisi komunisme dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Surat untuk P
Mojokuto, 1 September 1955
Di luar sana senyap, tak lagi gaduh seperti seharian tadi. Satu dua oto masih melintas dengan jeda yang kian panjang. Ini malam kedua di Mojokuto, setelah 53 hari kemarin tersekap di ruang lain, terpencil di tepi hutan Wanagalih.
Di luar sana senyap, tak lagi gaduh seperti seharian tadi. Satu dua oto masih melintas dengan jeda yang kian panjang. Ini malam kedua di Mojokuto, setelah 53 hari kemarin tersekap di ruang lain, terpencil di tepi hutan Wanagalih.
Awas Perangkat Komputer dan Smartphone Disandera Ransomware
Melakukan klik pada link di smartphone Anda untuk menonton video musik terbaru mungkin terdengar tidak berbahaya, tetapi hal yang sama telah membuat seorang gadis usia 12 tahun dari Tennessee berada dalam kesulitan tahun lalu.
5 Cara Hacker Bisa Merampok Uang Anda
Anda mungkin berpikir berbelanja di suatu toko tertentu (offline) atau berbelanja secara online dengan menggunakan saluran Verified By Visa sangat aman, namun percayalah di zaman serba terhubung ini ada saja kemungkinan ketika Anda melakukan transaksi, hacker memiliki kesempatan untuk mencuri uang Anda.
Sempurnanya Keikhlasan
Kata Rasulullah, kalau tangan kananmu berbuat baik, tangan kirimu jangan sampai tahu.
Memukul dan Tidak Bermusuhan
Bertinju di ring masih lumayan moralnya. Mereka saling rela memukul dan dipukul karena suatu tekad profesional, aturannya jelas, berlangsung transparan, dan mereka bertinju tidak dalam rangka bermusuhan, membenci atau menguasai sebagai sesama manusia.
Kukejar Pencuri Hingga ke Liang Naga
Kalau ada orang mencuri barang saya, saya akan cari pencuri itu sampai ketemu. Sampai ke liang naga pun akan saya kejar. Kemudian kalau ketemu, saya akan minta dia mengembalikan barang saya yang dicurinya itu. Lantas saya tanyakan padanya apakah ia sungguh-sungguh membutuhkan barang itu. Kalau dia bilang ya, saya akan langsung memberikan barang itu kepadanya.
Rabu, 14 Oktober 2015
Surat untuk Celine
Celine,
Aku masih ingat bagaimana pertama kali jatuh cinta padamu. Hari itu, aku sesungguhnya hanya ingin menggodamu. Kamu tahu, caramu mengejekku, soal kemalasanku belajar bahasa, berhasil menarik perhatianku. Menurutku, ejekan selalu lebih berhasil memberi kesan daripada pujian. Dan kamu melakukannya dengan baik, hari itu, meskipun kamu mungkin tak memaksudkannya begitu.
Aku masih ingat bagaimana pertama kali jatuh cinta padamu. Hari itu, aku sesungguhnya hanya ingin menggodamu. Kamu tahu, caramu mengejekku, soal kemalasanku belajar bahasa, berhasil menarik perhatianku. Menurutku, ejekan selalu lebih berhasil memberi kesan daripada pujian. Dan kamu melakukannya dengan baik, hari itu, meskipun kamu mungkin tak memaksudkannya begitu.
Selasa, 13 Oktober 2015
Rekonsiliasi Tanpa Marxisme(-Leninisme)?
Ketika Profesor Widjojo yang dikenal sebagai arsitek pembangunan ekonomi Orde Baru ditanya Jakob Oetama “…kenapa ia tidak mencoba menjelaskan dalam konteks pemikiran yang lebih komprehensif tentang jalan ekonomi pasar dalam tali-temali kaitan dan semangatnya dengan pemikiran besar Indonesia seperti yang tertuang dalam UUD 1945?" ia menjawab, bahwa untuk membahas dan menulis tema besar itu diperlukan pemikir ulung sekaliber ~ yang waktu itu ia sebut ~ Karl Marx. (Jakob Oetama, "Padanya Berlaku Sepenuhnya Ungkapan: Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe" dalam Kesan Para Sahabat tentang Widjojo Nitisastro, Penerbit Buku Kompas, Penyunting Moh. Arsjad Anwar dkk, Jakarta, 2007;45).
Setelah Menumpas PKI 50 Tahun Lalu
Setelah menumpas Komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) 50 tahun lalu, kekuatan pemenang yang menamakan diri Orde Baru mulai berbenah dan menjalankan strategi pembangunan untuk Republik Indonesia tanpa menyisakan ruang untuk politik yang berbeda.
Survei Nielsen: Media Cetak Mulai Ditinggalkan Para Pengiklan
Berdasarkan hasil survei Nielsen Advertising Information Service yang dirilis Nielsen Indonesia, belanja iklan selama semester satu 2015 masih bertumbuh sebanyak 4% atau sekitar Rp57,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ajakan Membasmi Cyber Crime di Indonesia
Ada kecenderungan terjadinya peningkatan serangan cyber di Indonesia beberapa waktu belakangan. Peningkatan tersebut mungkin dipicu oleh makin banyaknya pengguna internet dan kurang meleknya mereka terhadap ancaman kejahatan di internet. Untuk itulah, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam memerangi cybercrime yang saat ini jumlahnya sudah makin meningkat tersebut.
Seandainya Salim Kancil Hidup di Zaman Nabi
Selepas peristiwa berdarah 65, kekejian demi kekejian seolah-olah menjadi lumrah di Indonesia. Berbagai kasus pelanggaran HAM terjadi berulang-ulang. Gereja-gereja dibakar, Jemaat Ahmadiyah diserang, Syiah diusir dari kampung halamannya, buruh-buruh diintimidasi ketika menuntut hak-haknya, petani dijarah tanahnya oleh korporasi dan tentara. Seperti tak cukup, beberapa hari yang lalu kabar mengerikan lain sampai kepada kita: dua pejuang agraria, Tosan dan Salim Kancil dianiaya. Nama terakhir meregang nyawa dalam pembantaian yang sulit dibayangkan oleh akal sehat manusia.
Penjahat Dunia Nyata Bergerak Secara Online
Jarak antara kejahatan online (cybercrime) dengan kejahatan dunia nyata (kejahatan tradisional) kini semakin kabur karena kini penjahat tradisional juga menggunakan kekuatan online untuk melancarkan aksi mereka.
Europol Luncurkan Gugus Tugas Perangi Penjahat Cyber
Penjahat cyber kini semakin canggih dalam melakukan aksinya. Untuk itu, perlu perlawanan yang sepadan dari pihak kepolisian. Untuk itulah Europol meluncurkan gugus tugas baru yang bertugas untuk memerangi penjahat cyber paling top sekalipun.
Memelihara Fitnah Sampai Tua
Tidak sedikit jumlah orang yang bertele-tele hidupnya dengan terus menerus membiarkan pikiran dan hatinya dihuni rasa dengki, dipenuhi fitnah tentang ini dan kepada itu, dikili-kili prasangka-prasangka dan digerogoti tuduhan tuduhan. Baik yang diungkapkan, diterapkan, maupun yang dibiarkan terpelihara di dalam dirinya sampai hari tuanya.
Surat untuk Samantha
Samantha,
Aku masih terkejut dengan hubungan kita. Dan percakapan terakhir kita memang cukup sulit. Kamu tahu, proses perpisahanku dengan Catherine tak akan sederhana. Apalagi, selama ini aku sengaja telah membuatnya terkatung-katung. Dan hubungan kita juga tak akan mudah. Padamulanya akan selalu begitu. Ini adalah irisan-irisan yang sulit. Dan omongan-omonganmu pagi itu membuatku kalang kabut.
Aku masih terkejut dengan hubungan kita. Dan percakapan terakhir kita memang cukup sulit. Kamu tahu, proses perpisahanku dengan Catherine tak akan sederhana. Apalagi, selama ini aku sengaja telah membuatnya terkatung-katung. Dan hubungan kita juga tak akan mudah. Padamulanya akan selalu begitu. Ini adalah irisan-irisan yang sulit. Dan omongan-omonganmu pagi itu membuatku kalang kabut.
Senin, 12 Oktober 2015
Entahlah
Sehabis sholat tadi, aku mengaji lagi. Ya, Tuhan, aku kemarin-kemarin menganggap-Mu tiada. Tepatnya, aku meniadakan-Mu. Aku memang tidak menjadi atheis kemarin, karena seseorang tak perlu menjadi atheis untuk meniadakan-Mu. Aku masih sholat kemarin-kemarin, tapi sholat juga tak menjamin keberadaan-Mu.
Saya Sarjana Beneran, Bukan Sarjana Abal-abal
Pada mulanya Mojok saya kira adalah situs yang lucu. Situs yang menghibur. Namun belakangan saya melihat Mojok semakin sok, semakin menghakimi, dan merasa paling benar. Puncaknya adalah ketika Mojok menaikkan tulisan tidak bermutu dari Azhar Irfansyah tentang sarjana abal-abal.
Minggu, 11 Oktober 2015
Kisah-kisah Mohammad Hatta yang Membuat Kita Tertawa
Kita punya pasangan dwitunggal abadi yang kelakuannya macam langit dan bumi. Pertama, Sukarno yang selalu tersenyum, bahkan tertawa terbahak-bahak dan flamboyan minta ampun. Kedua, Mohammad Hatta yang jarang senyum, sekalinya senyum tidak kelihatan gigi (sunah nabi), serta fobia perempuan.
Genjer
Genjer adalah tanaman rawa yang tumbuh liar di sekitar tanah persawahan, perairan dangkal atau rawa. Biasanya ditemukan tumbuh bersama-sama enceng gondok. Dapat hidup selama satu tahun dan berbunga sepanjang tahun. Dia termasuk salah satu tanaman hortikultura, yakni sejalan dengan fungsi tanaman genjer yang biasanya digunakan sebagai bahan membuat sayuran.
NU, Kretek dan Kedaulatan (Islam) Nusantara
Sebagian besar hasil penelitian tentang kretek jarang menghubungkannya dengan dunia santri (NU) dan Islam Nusantara. Sekilas nampak tak berhubungan, dan bahkan terkesan mengada-ada. Sulitnya menemukan benang merahnya karena minimnya penelitian yang mampu merangkai ketiga tema yaitu kretek, NU dan Islam Nusantara menjadi sebuah continuum diskursif.
Seribu Satu Cara Membina(sakan) Desa
(Catatan Diskusi “Perjalanan Panjang Memerdekakan Ekonomi Desa”)
“Pertanyaan tentang posisi Desa dalam bangunan ekonomi nasional adalah pertanyaan yang berulang-kali digulirkan sejak tahun 70-an.” Demikian Surya Saluang mengawali diskusi “Perjalanan Panjang Memerdekakan Ekonomi Desa” pada Sabtu 19 September 2015 di Kantor Desantara. Ia seolah mengingatkan bahwa kerusakan Desa yang hari ini nampak kasatmata sudah dimulai sejak lama.
“Pertanyaan tentang posisi Desa dalam bangunan ekonomi nasional adalah pertanyaan yang berulang-kali digulirkan sejak tahun 70-an.” Demikian Surya Saluang mengawali diskusi “Perjalanan Panjang Memerdekakan Ekonomi Desa” pada Sabtu 19 September 2015 di Kantor Desantara. Ia seolah mengingatkan bahwa kerusakan Desa yang hari ini nampak kasatmata sudah dimulai sejak lama.
Nenek Moyangku Seorang Backpacker
Siang yang panas pada 15 September 2015. Saya mengangkat tangan sebagai kode pada seorang lelaki berbadan gempal ketika memasuki sebuah simpang jalan di Kota Gorontalo. Lelaki itu bernama Dandhy Dwi Laksono. Di belakangnya, pria gondrong sebahu menyusul. Dia adalah Suparta Arz.
Ketika Bang Buyung Bertemu Tan Malaka
Bukan pengacara biasa. Dia adalah saksi sekaligus pelaku sejarah di republik ini.
Gestok dan Kehancuran Gerakan Perempuan
Gerwani mengajak perempuan melek politik dan aktif dalam pendidikan. Ditumpas ketika huru-hara ’65‒’66 bersama dengan satu generasi perempuan intelektual.
Wijaya Herlambang: G30S dan Teror dalam Kebudayaan
Peristiwa 30 September 1965 merupakan peristiwa perih dan tragis bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tragis tersebut, tidak saja menelan korban para jenderal di masa revolusi, namun kemudian juga menjadi bencana yang melibas orang-orang yang tidak berdosa, tidak saja jutaan nyawa tapi juga masa depan anak keturunan mereka.
Berpikir
Aku harus berpikir berkali-kali untuk mengucapkan sepatah kata. Dan kamu harus berpikir dua kali untuk menjawabnya. Sering kali perselisihan pandang muncul dalam kediaman untuk berpikir itu.
Sabtu, 10 Oktober 2015
Racun dan Pemimpin Dunia
Terlalu banyak racun.
Revolusi Jasad
Seandainya sekarang Nabi Musa datang di Indonesia dan menggelar konferensi pers, saya jamin tak ada wartawan yang datang.
Kalau Allah Memerdekakanku
Kalau Allah memerdekakanku untuk bebas menumbuhkan helai-helai rambutku sendiri.
Aku Hidup Tidak Merdeka
Aku hidup tidak merdeka, dan tidak ada kenikmatan melebihi hidup tidak merdeka.
Lomba Tidur Selebritis
Saya menawarkan kepada perusahaan-perusahaan untuk mensponsori Lomba Tidur antarkaum selebritis. Dalam pasal tidur ini, kaum selebritis mampu melakukan tidur yang kebanyakan orang tak sanggup.
Cara Makan Selebritis
Kaum selebritis itu mewah, ilmiah, elite, pokoknya berbeda dengan kebanyakan orang, termasuk dalam soal makan.
Pakaian Selebritis
Anda tentu telah membaca atau mendengar dari banyak massmedia bahwa saya ini termasuk kaum selebritis. Agar supaya lebih mantap sekarang saya niati untuk menampilkan keselebritisan saya.
Selebritis dan Perjuangan
Yang membuat kaum selebritis khas dan elite adalah karena sikap dan cara hidupnya berbeda atau bahkan bertentangan dibanding kebanyakan orang.
Senang dan Ketemu
Seandainya Anda tidak senang ketemu saya, entah karena tidak percaya pada hidup saya, entah karena benci, dengki atau apapun — saya berdoa semoga Allah memperkenankan kita berdua untuk terhindar dari pertemuan, dalam bentuk dan cara apapun selama hidup kita di dunia.
Blessing dan Ndilalah
Kata kebenaran, padanannya adalah the truth, atau bahasa Arabnya: al-haq. Kita pakai kata itu ketika menjelaskan firman Tuhan, teologi, hukum, moral dan lain sebagainya.
Betul dan Benar
Mohon maaf tak sengaja Anda terpaksa ketemu saya lagi.
Sekilo Beras dan Sebiji Ilmu
Seorang kawan berkata: “Semakin banyak kita menuangkan ilmu, jumlah ilmu di dalam diri kita justru semakin banyak. Itulah bedanya dengan benda. Itulah beda antara roh dengan jisim”.
Peran Senyuman dalam Pembangunan
Seorang istri, yang bermurah hati untuk tersenyum tatkala menyambut suaminya datang, menurut Rasulullah akan diganjar kemuliaan oleh Allah setingkat pahala orang melakukan shalat tarawih.
Dilema
ketika aku belajar cengeng
aku menjadi angkuh
aku menjadi angkuh
Kebaikan dalam Rangka
Sahabat saya dari luar kota pada suatu larut malam di Malioboro Yogya menjumpai seorang penjual gudeg yang tampak agak menggigil karena kedinginan.
Jumat, 09 Oktober 2015
Apel Merah
Aku mimpi makan apel. Warnanya merah marun. Manis menggigit. Aku sudah merasakan kelezatannya meski baru kutatap. Begitu segarnya, sampai aku tak tega mengupas apel itu. Aku takut, tiap goresan pisau yang kukenakan akan mencederai warnanya. Tiap sentuhan udara akan mengubah segar dagingnya. Kenapa kelezatan apel hanya bisa hadir lewat goresan pisau? Bisakah kita menikmati tanpa harus mengupas, menguliti. Kutatap apel itu. Ia masih merah marun. Saat ingin kupegang, aku terbangun.
Kamis, 08 Oktober 2015
Nilai Tempat
Pengharapan dan kecemasan ternyata menghalangi penemuan. Pengharapan pada dasarnya memperkerut ruang ekspektasi, sementara kecemasan justru meluaskannya. Tarik-menarik keduanya membesarkan ketidakpastian.
Rabu, 07 Oktober 2015
Sorga Neraka di Kaki Ibu
Ibu saya berkata: “Sorga berada di bawah telapak kaki Ibu itu artinya bukan bahwa Ibumu ini berkuasa atasmu, sehingga tidak ada kebaikan bagimu kecuali mematuhi apa saja kata Ibu kepadamu”.
Misteri Kesabaran
Salah satu kenyataan yang sangat misterius bagi keterbatasan akal manusia adalah praktik-praktik kesabaran Tuhan. Mungkin itu yang menyebabkan Tuhan bergelar Maha Sabar, bukan sangat sabar, atau juga bukan terlalu sabar.
Fragmen Keraguan
[I]
ada kalanya aku harus menjadi cengeng
dan duduk di pojok kamar,
sambil memeluk lutut…
memikirkanmu!
….
ada kalanya aku harus menjadi cengeng
dan duduk di pojok kamar,
sambil memeluk lutut…
memikirkanmu!
….
Selasa, 06 Oktober 2015
Mentari
Aku mengenalmu dalam pagi yang remang. Anganku belum lagi jejag, dan mata ini masih terpicing ketika kamu datang dan tinggal. Sebelumnya kamu adalah mentari yang selalu hadir tiap pagi dan pergi saat senja menjemput. Biasa. Sama seperti tiap tarikan nafasku. Semuanya tak pernah disadari.
Senin, 05 Oktober 2015
Perempuan Pembaca Puisi
Kalau ada perempuan yang tahan berkutat di kepalanya selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan, maka perempuan itu adalah perempuan pembaca puisi. Dia menemukannya, acuh tak acuh, di pojok Benteng Vriedenburg, senja itu. Rambutnya tercerai, dandanannya menor, dengan bau tubuh Paris. Baju putih selengan membungkus tubuhnya yang jangkung, dengan renda-renda di pergelangannya. Trotoar Malioboro masih mengepulkan debu, senja itu, dan perempuan itu menebarkan aroma kegilaan. Dia baru menyadarinya setelah beberapa hari lewat.
Minggu, 04 Oktober 2015
Tapal Batas
Setiap kali berziarah dia akan memilih berdoa di pusara paling pojok dengan sebuah batu besar dan tanah yang masih merah. Dia tak pernah mempersoalkan pusara siapa yang didoakannya. Dengan begitu dia bisa menemukan kekhusyukan tanpa disibukkan oleh ingatan-ingatan mengenai siapa yang dikubur. Setiap kali menatap pusara itu dia akan dikepung pertanyaan, manakah yang bisa menjelaskan makna pusara: kuburan atas sesuatu yang pernah hidup, atau batas dimana sebuah kehidupan lain sebenarnya baru saja dimulai?
Sabtu, 03 Oktober 2015
Penemuan
Di sebuah kedai, pada petang yang bertenaga, lewat seorang perempuan lelaki itu menemukan bahwa Adam Smith telah membuat sebuah kekeliruan. Individuasi tanpa motif sosial yang hadir lebih dulu tak akan banyak memberikan kemanfaatan. Petang itu dia telah menemukan salah satu rumusan penting dalam teori permainan.
Jumat, 02 Oktober 2015
Perpustakaan
Bagi para penyendiri yang tertutup, gairah terhadap kedekatan terasa ganjil, seganjil hubungan perkawinan antara Einstein dan Mileva. Sayangnya orang-orang ganjil itu mengetahui tempat paling nyaman dimana ketertutupan dan kesendirian mereka tak akan pernah diusik: perpustakaan.
Kamis, 01 Oktober 2015
Logika
Beberapa malam setelah ditinggalkan oleh kekasihnya dia memutuskan untuk menulis sebuah esai,
Selasa, 29 September 2015
Sarjana Abal-abal? Memangnya Anda Bukan?
Media massa kembali menyajikan bahan tertawaan kelas menengah. Kali ini tentang wisuda abal-abal. Tentu saja saya tak mempersoalkan konten menghibur dalam media massa. Percuma dong saya berkawan dengan Wisnu Prasetya selama bertahun-tahun kalau tak paham salah satu fungsi media massa adalah menghibur umat.
Senin, 28 September 2015
Perang Media di Mina
Belum usai tangis sanak saudara korban tragedi Mina yang menewaskan hampir seribu orang, peristiwa tersebut telah memunculkan “tragedi” lanjutan: pertempuran opini tentang apa sebenarnya yang menjadi akar penyebab tragedi menyedihkan ini. Aktor utamanya tentu saja media-media khususnya yang berasal dari Timur Tengah.
Minggu, 27 September 2015
Ketika Investasi Jadi Panglima
Dulu, di era Bung Karno, slogannya: politik adalah panglima. Sementara sejak Orde Baru (Orba) hingga sekarang, slogannya berganti menjadi: Investasi adalah panglima.
Sabtu, 26 September 2015
Assikalaibineng, Kitab Kamasutranya Orang Bugis
Panduan para lelaki untuk membahagiakan perempuan, baik di dalam maupun di luar kamar tidur.
Jumat, 25 September 2015
Asal Usul Gelar Andi di Sulawesi Selatan
Gelar Andi di depan nama orang Sulawesi Selatan diciptakan Belanda untuk menandai kaum bangsawan yang terpelajar.
Kamis, 24 September 2015
Sedia Payung Walau Tak Hujan
Payung tak lagi hanya berfungsi sebagai pelindung dari hujan dan terik matahari, tapi juga trend gaya hidup modern.
Rabu, 23 September 2015
Nasionalisme Peci
Peci bukan hanya identitas agama tapi simbol nasionalisme. Ia juga bukan milik Indonesia semata.
Selasa, 22 September 2015
Menerjemahkan Bahasa Cewek ke dalam Bahasa Indonesia
Menjadi cowok yang baik bagi pacarnya tak cukup dengan romantis, perhatian, suka kasih kejutan, dan gemar bertanya “udah makan, Sayang?” Tidak segampang itu.
Senin, 21 September 2015
Apa yang Terjadi dengan Akun Facebook setelah Pemilik Meninggal?
Pernahkah Anda memikirkan jika nanti meninggal dunia bagaimana dengan akun Facebook Anda?
Minggu, 20 September 2015
Paket Ekonomi Cita Rasa Neoliberal
Setiap kebijakan ekonomi adalah soal politik. Di dalamnya dituntut keberpihakan. Dia mau melayani siapa: kapital atau manusia? pebisnis atau rakyat? kepentingan nasional atau kepentingan kapitalisme global?
Sabtu, 19 September 2015
Ini Soal Kelas, Bro!
ADA YANG bilang kalau istilah ‘kelas sosial’ itu identik dengan Marxis. Kalau tidak ada konsep kelas, tidak ada yang namanya Marxisme. Memang sih, kalau ditilik-tilik, konsep kelas itu ibarat priyayi di dalam analisis sosialnya Marxis. Siapa saja yang sanggup melihat bekerjanya logika kelas di dalam setiap hal, bahkan meski cuma sekelebat, dijamin dia itu Marxis tulen. Sebaliknya, kalau omongannya sama sekali tak mengungkat-ungkit soal kelas, kita mesti pertanyakan kadar Marxisme di dalam darahnya. Menyebut-nyebut soal kelas sama dengan menyebut-nyebut soal posisi. Posisi apa? Tentu saja posisi dalam peperangan kelas. Dan karena Marxisme bertalian darah dengan perlawanan anti-penindasan kelas, kata kuncinya, yakni kelas, menjadi tak hanya keren, tapi juga heroik. Semakin sering dipakai, semakin Marxis omongan kita. Ia menjadi semacam batas bawah yang wajib ditampilkan apabila seseorang hendak ditasbihkan sebagai Marxis yang kaffah. Tapi sebetulnya apa sih kelas sosial itu?
Jumat, 18 September 2015
Meledakkan Sejarah Petasan
Sempat menjadi bagian penting dalam berbagai tradisi dan perayaan, petasan kian teredam.
Kamis, 17 September 2015
Riazanov
LENIN wafat pada 1924. Tampuk pimpinan Republik Sosialis Uni Soviet digantikan Stalin. Satu per satu lembaga yang didirikan sepanjang kekuasaan Lenin diperiksanya. Pada tahun 1927, Stalin sempat berkunjung ke kantor Lembaga Marx-Engels yang didirikan pada 1921. Di ruang direktur, Stalin melihat panjangan potret-potretnya Marx, Engels, dan Lenin. Sambil berkernyit Stalin lantas bertanya pada si direktur yang kebetulan ada di situ: “Di mana potretku?” Si direktur membalas: “Marx dan Engels itu guru-guruku. Lenin itu kawanku. Siapa Anda buat saya?” Buat orang kebanyakan kala itu jelas ini sebuah pertanyaan balik yang kurang ajar dan bisa menghantar penanyanya ke regu penembak.
Rabu, 16 September 2015
Muhammad Al-Fayyadl: “Pada Level Aksiologis, Islam dan Marxisme menjadi Sangat Kompatibel”
AGAMA adalah candu masyarakat, demikian ujar Marx. Kosakata yang dipotong dari naskah A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right ini menjadi legitimasi bagi banyak pihak untuk menyatakan bahwa Marxisme bertentangan sama sekali dengan agama, khususnya Islam. Di Era Orde Baru, ketidaksepahaman terhadap agama menjadi salah satu alasan moral diberangusnya Marxisme dari Tanah Air. Sampai sekarang, potongan kalimat tersebut terus direproduksi tanpa dikritisi dan dibaca konteksnya secara menyeluruh.
Label:
Indoprogress,
Muhammad Al-Fayyadl,
Rio Apinino
Selasa, 15 September 2015
Meninjau Kembali Hukum Menonton Konser Musik
Melalui tulisan ini saya hendak mengajak pembaca untuk mempertimbangkan kembali keinginan untuk menonton konser musik. Sejak awal tulisan, saya perlu menyampaikan bahwa saya nanti akan beragumen bahwa apa yang disebut sebagai konser musik dan sebagainya saat ini seharusnya bisa ditinjau kembali mengingat kepentingan masyarakat luas.
Senin, 14 September 2015
Marxisme dan Video Game
VIDEO Game bagi anak muda masa kini mirip seperti kesusastraan bagi anak muda di di zaman Renaisans. Video Game adalah bentuk termaju dari budaya pop masa kini. Namun anehnya, berbeda dari film, musik dan komik, bentuk budaya pop kontemporer ini jarang diutak-utik oleh para pengkaji budaya pop. Padahal video game bisa dikatakan merupakan bentuk budaya pop yang paling mampu memproduksi dan mereproduksi budaya dan ideologi dalam benak para penikmatnya. Mengapa demikian? Karena berbeda dari film, musik atau komik yang menempatkan para penikmatnya dalam posisi pemirsa yang pasif mengikuti cerita, video game memposisikan para penikmatnya sebagai subjek cerita yang melalui pilihan-pilihannya membentuk hasil akhirnya sendiri. Kalau pada film, musik dan komik, ruang keaktifan pemirsa hanya terbatas pada interpretasi, pada video game ruang partisipasi aktif itu tak hanya tersedia pada aras penafsiran, tetapi juga pada keseluruhan proses permainan itu sendiri. Misalnya, apabila multiple endings dalam film terwujud secara metaforis sebagai hasil dari tafsiran penonton, multiple endings dalam video game terwujud secara harfiah sebagai akibat dari perbuatan sang pemain game sebagai si tokoh utama cerita. Dimensi partisipasi aktif inilah yang menyebabkan video game memiliki kekuatan yang lebih besar untuk memproduksi dan mereproduksi ideologi melampaui bentuk-bentuk budaya pop lainnya. Itulah sebabnya, aneh bila para pengkaji budaya pop yang menggunakan perspektif Marxis tak pernah membuat studi khusus tentang video game. Ada berjubel kajian Marxis tentang film atau musik dan beberapa tentang komik, tetapi tidak ada satupun tentang video game—apalagi di Indonesia.
Minggu, 13 September 2015
Kisah Asmara Tan Malaka, Antara Petualangan dan Revolusi
SALAH satu tokoh sejarah di Indonesia yang memutuskan untuk tidak menikah adalah Tan Malaka. Kenapa dia memilih untuk hidup melajang dan tak membangun keluarga sebagaimana banyak pemimpin republik lainnya?
Sabtu, 12 September 2015
Sepuluh Fakta Tentang VOC yang Belum Banyak Diketahui Orang
Sebagai kompeni dagang, VOC memiliki kewenangan yang menyerupai negara. Inilah sepuluh hal tentang simbol imperialisme Belanda di Nusantara itu.
Label:
Annisa Mardiani,
Hendri F. Isnaeni,
Historia
Jumat, 11 September 2015
Drama Bubat dan Panas-Dingin Hubungan Majapahit-Sunda
Saling silang pendapat para ahli menyoal Perang Bubat. Lokasi kejadiannya pun masih diliputi misteri.
Kamis, 10 September 2015
Perang Bubat dalam Memori Orang Sunda
Benarkah ini jadi penyebab tak ada jalan Majapahit dan jalan Gadjah Mada di Bandung?
Rabu, 09 September 2015
Sepuluh Fakta di Balik Pembangunan Jalan Daendels dari Anyer ke Panarukan
Jalan Anyer-Panarukan membentang dari ujung barat sampai ujung timur Jawa. Memakan ribuan korban, namun menjadi jalur penting hingga sekarang.
Selasa, 08 September 2015
Kenapa Jalan Daendels Berakhir di Panarukan
Begitu selesai dibangun, Daendels menerbitkan berbagai peraturan penggunaan jalan Anyer-Panarukan. Kenapa harus berujung di Panarukan?
Senin, 07 September 2015
Tujuh Kebiasaan Pangeran Diponegoro yang Belum Diketahui Banyak Orang
Banyak sisi manusiawi Pangeran Diponegoro yang belum diketahui orang, termasuk kesukaannya pada anggur, burung dan berkebun.
Minggu, 06 September 2015
Misteri Lenyapnya Mayor Muller, Utusan Belanda di Kalimantan
Setelah meneken perjanjian dengan Kesultanan Kutai Kertanegara, utusan pemerintah Belanda lenyap di Kalimantan. Diabadikan menjadi nama gunung.
Sabtu, 05 September 2015
Di Kota Ini Tidak Ada Polisi dan Wali Kotanya Membagi-bagikan Rumah
Dapatkah sebuah kota berjalan damai tanpa polisi-polisi yang berpatroli? Jawabannya: bisa! Kota ini membuktikannya.
Jumat, 04 September 2015
Sandyawan Soemardi: Problem Kampung Pulo Bukan Soal Uang atau Ganti Rugi, tapi Soal Harga Diri
NAMA lengkapnya Ignatius Sandyawan Soemardi. Orang-Orang di sekitar Kampung Pulo menyapanya dengan sapaan Romo Sandy. Alumnus Seminari Kentungan Yogyakarta ini dikenal oleh warga bukan saja karena peranannya selama kurang lebih lima belas tahun dalam kerja pengadvokasian masyarakat miskin kota di wilayah bantaran Kali Ciliwung, khususnya di wilayah Bukit Duri dan Kampung Pulo melalui Yayasan Ciliwung Merdeka, melainkan juga karena kedekatannya dengan agamawan kharismatik setempat, Habib Soleh Bin Husin Al-Idrus. Pengalaman bertahun-tahun dalam kerja sosial di wilayah yang sama membuat ia paham benar problem yang dihadapi masyarakat Kampung Pulo dan sekitarnya. Maka, ketika terjadi penggusuran yang berujung pada bentrok warga melawan aparat gabungan di Kampung Pulo pada 20 Agustus lalu, pria 56 tahun ini menjadi salah satu narasumber utama yang dicari wartawan.
Label:
Islam Bergerak,
Muhammad Azka Fahriza
Kamis, 03 September 2015
Manusia Jawa, Bukti Teori Evolusi Darwin
Di Jawa, Dubois membuktikan teori evolusi Darwin. Phitecanthropus erectus diklaim sebagai mata rantai evolusi yang hilang.
Rabu, 02 September 2015
Sisi Lain Perjalanan Wallace
Sochaczewski bukan hanya menulis soal Wallace tapi juga menelusuri jejaknya di Kepulauan Nusantara.
Selasa, 01 September 2015
Saat Bajak Laut Prancis Menguasai Padang
La Marseillaise, lagu kebangsaan Prancis berkumandang di pantai barat Sumatra. Gerombolan Le Meme menduduki Padang dengan semangat Revolusi Prancis.
Senin, 31 Agustus 2015
Membaca Gerak Industri Televisi
Industri televisi swasta tumbuh dalam kontradiksi. Tegangan antara institusi bisnis dan institusi sosial.
Minggu, 30 Agustus 2015
Rutinitas Berita dan Sinisme Terhadap Buruh
Pemberitaan miring terhadap gerakan buruh makin marak di media massa. Ada apa dengan wartawan?
Sabtu, 29 Agustus 2015
Security of Tenure dalam Hak atas Perumahan yang Layak
PERUMAHAN layak bukan hanya kebutuhan pokok seseorang dan keluarganya, namun juga merupakan salah satu hak manusia yang paling dasar. Sayangnya, hal tersebut selalu diabaikan oleh negara dan aparat pemerintahan. Sepuluh tahun lalu, melalui UU No. 11/2005, Republik Indonesia telah meratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Berdasarkan UU tersebut, Indonesia harus mematuhi seluruh ketentuan standar internasional hak asasi manusia serta berkewajiban menghormati, melindungi, dan mewujudkan secara bertahap (progresif) hak-setiap orang atas perumahan yang layak (right to adequate housing) dan dilarang melakukan penggusuran paksa (forced eviction) dengan alasan apa pun. Artinya, perwujudan hak atas perumahan yang layak juga bisa diklaim kepada negara.
Jumat, 28 Agustus 2015
Agustus dan Kekalahan Publik
Mulanya, TV di Indonesia muncul dengan semangat persatuan nasional. Apakah hal yang sama juga terjadi hari ini?
Kamis, 27 Agustus 2015
Kontribusi Untuk Kritik Ideologi dan Ekonomi-Politik Televisi (Bagian I)
Sebuah perenungan ulang atas problem-problem penyiaran Indonesia.
Rabu, 26 Agustus 2015
Masyarakat Pasca-Kolonial dan Pengelolaan TV ala Orba
Bagaimana pekerja media melihat TV? Sebagai bahan bacaan rasional, atau ritual?
Selasa, 25 Agustus 2015
Mempertanyakan Peran Pemantau Media
Reformasi 1998 memberi kita kebebasan pers. Tapi, untuk siapakah kebebasan pers?
Senin, 24 Agustus 2015
Membaca Media Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama
Meniti kisah Suara Muhammadiyah dan Duta Masyarakat, dua terbitan bersejarah milik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Minggu, 23 Agustus 2015
Sensasi dan Kekerasan dalam "Pos Kota"
Dengan gaya jurnalisme yang meledak-ledak dan vulgar, Pos Kota menjadi salah satu pelopor jurnalisme kuning di Indonesia.
Sabtu, 22 Agustus 2015
Apakah Jurnalisme Masih Relevan?
Dengan semakin berkembangnya teknologi, arus informasi makin deras. Publik mesti cerdik memilah informasi untuk dicerap.
Jumat, 21 Agustus 2015
Khotbah tentang Kebosanan
PEMBACA tentu pernah bersua orang, mengerjakan kegiatan, atau berada dalam situasi yang membosankan. Sebagai manusia pasti kita pernah mengalami kebosanan. Tak banyak orang yang hidup membosankan. Tapi kalau kita tengok riwayat orang-orang besar, sebagian besar kehidupan mereka diisi bagian-bagian yang buat kebanyakan orang membosankan. Immanuel Kant seumur hidupnya tak pernah pergi lebih dari 10 km dari kampung halamannya. Nyaris tiap hari dia menempuh jalan yang sama pada jam yang sama. Nyaris seperti bintang gemintang di langit yang dikaguminya, kehidupannya beredar dari situ-situ saja. Charles Darwin juga mirip. Sepulangnya dari ekspedisi Galapagos, nyaris Darwin tak pernah keluar kotanya. Setelah ikut terjun dan menjalani hidup menggairahkan di antara revolusi-revolusi Eropa, Marx menghabiskan setengah umurnya di British Museum mengulik bahan yang itu-itu saja.
Kamis, 20 Agustus 2015
Menguji Logika Pandji
Industri TV seakan dilepaskan dari tanggung jawab sosial dan hukumnya. Mereka, oleh logika Pandji, dibiarkan bekerja dalam mekanisme pasar.
Rabu, 19 Agustus 2015
Media dalam Benak SBY dan Tokoh Publik Kita
Apa beda demokrasi dan oligarki media di benak Presiden kita?
Selasa, 18 Agustus 2015
Sindrom Kritik Musiman
Semoga selesainya bulan Ramadhan tidak diartikan sebagai terbukanya keran bagi televisi untuk menyiarkan kebodohan, kekerasan, dan keterbelakangan adab.
Senin, 17 Agustus 2015
Misi Gagal Spanyol-Portugis Mengusir Belanda dari Nusantara
Tekad Gubernur Spanyol di Filipina, Juan de Silva, mengenyahkan Belanda. Perang antarpenjajah yang berujung bencana.
Minggu, 16 Agustus 2015
Di Balik “Kenikmatan” Tayangan Kuliner
Kuliner. Beberapa tahun terakhir, banyak orang Indonesia berlatah dengan kata ini. Kata yang diserap dari Perancis (culinaire) ini telah menggeser kata lokal, “boga”, yang dahulu pernah populer dipakai untuk menyebut hal yang berkaitan dengan aktivitas terkait makanan.
Sabtu, 15 Agustus 2015
Mengimani Konspirasi
SEKITAR setahun silam, pemred saya, Coen Pontoh, pernah menulis: perubahan politik di Amerika Latin melahirkan teori dependensia, India melahirkan teori poskolonial, sementara Indonesia melahirkan teori konspirasi.
Jumat, 14 Agustus 2015
Jejak Politik Yasser Arafat
Dalam empat dekade terakhir perjuangan pembebasan nasional Palestina, ada satu sosok yang menjulang tinggi. Dia adalah Yasser Arafat. Dia lebih menjulang dibanding para kompatriotnya yang lain, seperti George Habash, Laila Khalid, Marwan Barghouti, Mahmoud Abbas, dan lain-lain.
Kamis, 13 Agustus 2015
Mencuri
Untuk mencuri, saya memerlukan tiga hal.
Rabu, 12 Agustus 2015
Hawa di Kotak Adam
Perempuan memang bukan isu baru dalam hal kritik terhadap media. Namun alih-alih mengalami perubahan yang lebih baik, perempuan tetap menjadi sasaran empuk industri media yang keberadaannya hanya dilihat sebagai komoditas. Media massa masih menampilkan perempuan dalam posisi subordinat, posisi tak setara, terhadap laki-laki. Meskipun kadang samar, tetapi masih cukup mudah untuk menemukan kejanggalan-kejanggalan pada konten media massa terkait dengan perempuan.
Selasa, 11 Agustus 2015
Apa Kita Masih Percaya Pada Hukum?
“Keadilan tidak ada kaitanya dengan apa yang terjadi di ruang sidang; keadilan adalah apa yang keluar dari ruang sidang itu.”
(Clarence Darrow)
Senin, 10 Agustus 2015
Brengseknya Pendidikan Hukum di Indonesia
Undang-undang apakah yang kalian praktekkan?
Tuan jaksa jawab tuan jaksa
Undang-undang mana bikinan siapa
Yang mengijinkan pejabat negara
Menganiaya rakyat
Dan menginjak hak-haknya
Tuan jaksa jawab tuan jaksa
Undang-undang mana bikinan siapa
Yang mengijinkan pejabat negara
Menganiaya rakyat
Dan menginjak hak-haknya
Minggu, 09 Agustus 2015
Direktur dan Sopir
Kita menyimpulkan bahwa karena tingkat pendidikan, karena bakat dan kapasitas pribadi, maka Pak A mampu menjadi direktur, sementara Pak B hanya mampu menjadi sopirnya.
Sabtu, 08 Agustus 2015
Mensana Mensini
Mensana incorporesano, di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Jumat, 07 Agustus 2015
Tulis "YouTube", Selesai Perkara?
Dari hari ke hari kita menemukan makin banyak stasiun televisi kita menampilkan tayangan yang berbasis pada tayangan di YouTube, apakah itu On the Spot (Trans 7), Hot Spot (Global TV), Spot Lite (Trans 7), dan lain sejenisnya. Memang tayangan semacam ini menarik untuk para penonton, karena di situ kita akan menemukan “7 tempat paling eksotis di dunia”, “misteri yang tak terpecahkan di seluruh dunia”, “7 fenomena alam paling aneh”, dan yang lainnya.
Kamis, 06 Agustus 2015
Televisi dalam Keseharian Orang Inggris
Studi khalayak mungkin masih merupakan wilayah gelap dalam kajian media di Indonesia. Alih-alih diamati dan dipahami, para pembaca, pendengar, dan penonton media justru kerap didekati dengan asumsi-asumi yang sering kelewat sembrono. Pekerja media, pejabat, komentator isu sosial, hingga peneliti media terlalu sering berkhayal tentang bagaimana khalayak mengonsumsi media.
Rabu, 05 Agustus 2015
Apa Itu Islam Progresif?
SUDAH saatnya menceraikan liberalisme Islam dari kata “progresif”. Kelemahan utama studi yang dilakukan oleh Martin van Bruinessen dkk dalam Conservative Turn: Islam Indonesia dalam Ancaman Fundamentalisme (2014) adalah masih mempertahankan istilah ini untuk menggambarkan dinamika keterbukaan pada kelas menengah Muslim terdidik Indonesia terhadap ide-ide pembaruan Islam. Suatu kelemahan yang juga diulangi oleh Laode Ida baru-baru ini, yang melihat kebangkitan kaum moderat Nahdliyin sebagai produk dari “liberalisme politik” pasca-Reformasi.
Selasa, 04 Agustus 2015
Dua Puluh Perwujudan Birokrasi
1. Orang yang berada di puncak birokrasi berpengetahuan sangat sedikit; mereka tak memahami apa yang diungkapkan massa rakyat; mereka tak menyelidik dan mempelajari sesuatu hal; mereka tak paham kebijakan-kebijakan spesifik; mereka tak melakukan kerja-kerja politis dan ideologis; mereka tercerai dari kenyataan, dari massa rakyat, dan dari kepemimpinan partainya; mereka selalu mengeluarkan perintah-perintah, dan biasanya perintah yang salah, sehingga secara meyakinkan mereka tengah menyesatkan negeri dan rakyatnya; paling tidak mereka merintangi kepatuhan konsisten pada garis partai dan kebijakan-kebijakannya; dan mereka tidak bisa bertatap muka dengan massa rakyat.
Senin, 03 Agustus 2015
Matematika Buruh
Tulang punggung setiap lembaga usaha atau perusahaan adalah masyarakat buruh. Tulang punggung itu bersusun-susun atau berlapis-lapis. Lapisan paling luar adalah etos kerja yang maksimal pada para buruh.
Minggu, 02 Agustus 2015
Pekerja Media Seluruh Indonesia, Bersatulah!
Semacam harapan untuk para pekerja media di Indonesia.
Sabtu, 01 Agustus 2015
Keluarga dan Partai
Keluarga dan partai: dua hal ini kadang bisa bertaut dan berjalan beriringan. Namun, tidak jarang pula keduanya juga saling berkontradiksi dan mengurung kita pada pilihan pahit: keluarga atau partai.
Jumat, 31 Juli 2015
Liburan Lebaran
PERAYAAN Idul Fitri di Indonesia sangat khas. Berbeda dengan di Timur Tengah, di sini dikenal tradisi mudik. Asalnya dari kata udik, yang artinya kembali ke udik, dusun atau pelosok. Mudik atau pulang kampung adalah perjalanan warga yang tinggal di kota-kota besar, kembali ke kampung halaman. Itulah salah satu keistimewaan Islam Nusantara–ada saja yang menulis Islam NUsantara.
Kamis, 30 Juli 2015
Jiwo dan Tejo
Di desa, saya punya dua teman. Yang satu Jiwo namanya, lainnya Tejo. Nasib mereka berbeda. Posisi mereka tidak sama. Cara orang banyak memandang dan menilai mereka juga unik.
Rabu, 29 Juli 2015
Koran Pertama Berbahasa Jawa
Terbit ketika Surakarta menjadi salah satu pusat penyebaran pendidikan model Eropa di Jawa, Bramartani gagal bertahan karena minim pelanggan.
Selasa, 28 Juli 2015
Setahun 23 Bulan
Begitu seorang karyawan diterima, keluarganya dipanggil ke kantor untuk diberikan gaji tiga bulan pertama. Jumlah gaji yang diberikan dua kali lipat lebih banyak dibanding standar umum, sehingga sangat jauh di atas UMR.
Senin, 27 Juli 2015
EYD dan Amnesia Nasional
Pada tanggal 11 Agustus 1966, bertempat di Jakarta, pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Utama Bidang Politik/Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik, dan Malaysia, oleh Wakil PM/Menlu Malaysia Tun Abdul Rozak, menandatangani naskah pemulihan hubungan baik antara kedua negara.[i] Pada bulan yang sama, Lembaga Bahasa dan Kesusatraan (LBK) telah menyelesaikan tugas yang diembannya atas perintah Ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi[ii] untuk menyelesaikan konsep ejaan yang akan diajukan pada Malaysia. Konsep ejaan yang telah diselesaikan oleh LBK dengan ketua panitia Anton M. Moeliono ini kemudian diajukan pada Malaysia dalam sebuah pertemuan yang diadakan pada 21-23 Juni 1967, di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebagian besar konsep LBK diterima oleh Malaysia, yang saat itu memiliki empat sistem eja (Ejaan Wilkinson, Ejaan Za’baa, Ejaan Fajar Asia, dan Ejaan Kongres).[iii] Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama, Ejaan Baru Bahasa Indonesia sedianya akan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu, Sarino Mangunpranoto. Namun karena berbagai alasan,[iv] ejaan satu-simbol-satu-bunyi itu, dengan berbagai perbaikan, baru diresmikan pada masa Menteri P dan K Mashuri SH pada tahun 1972, dengan nama baru: Ejaan yang Disempurnakan. Pada tahun 1968, setahun setelah Ejaan Baru diperkenalkan, Harimurti Kridalaksana, salah satu ahli bahasa yang terlibat dalam perumusannya, menulis sebuah esai pembelaan atas pentingnya perubahan ejaan dalam bahasa Indonesia, berjudul Latar Belakang Penyusunan Ejaan Baru.[v] Berikut saya paparkan secara singkat pembelaan “orang dalam” tersebut.
Minggu, 26 Juli 2015
Step by Step Bercerai dengan Facebook
Banyak pengguna yang memilih bercerai dengan Facebook akhirnya kembali menggunakan Facebook. Tentu saja hal ini tidaklah bagus. Untuk menghindari terjadinya hal ini kepada Anda, ada baiknya Anda menerapkan langkah-langkah yang terukur ketika hendak keluar atau tidak lagi menggunakan Facebook. Langkah demi langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Sabtu, 25 Juli 2015
Kecepatan Provokasi Media Daring
DALAM sebuah konflik, kebenaran adalah korban pertama. Demikian dijelaskan Philip Knightley, wartawan penulis buku The First Casualty: A History of War, Correspondents and Propaganda (2000). Pangkalnya, pelbagai berita dan kabar burung, baik yang telah disensor maupun tidak, melesat lebih cepat daripada fakta yang sebenarnya terjadi, untuk memenuhi keingintahuan orang-orang di luar wilayah konflik.
Jumat, 24 Juli 2015
Memencet Remot Menetapkan Pilihan Hidup
…hei // kau yang di dalam kaca // tunjukkan padaku // isi dunia yang ku tak tahu // tolong // tolong // katakan segera…
Orang Dalam Kaca - God Bless
Kamis, 23 Juli 2015
Marx dan Tauladan Bagi Remaja
MENDENGAR nama Karl Marx, yang berkelebat dalam kepala kita adalah Partai Komunis Indonesia (PKI), yang digambarkan sebagai brutal dan biadab oleh Orde Baru Soeharto. Tulisan ini, tidak secara langsung, hendak meluruskan kesalah anggapan tersebut. Tapi lebih sebagai catatan pribadi saya selama bersentuhan dengan pemikiran Marx di masa remaja. Di suatu waktu jauh di belakang kita, di awal reformasi. Di mana berbagai gagasan dan pengetahuan tentang Marx dan Marxisme dimungkinkan kembali untuk dipelajari.
Rabu, 22 Juli 2015
Managemen Zam Zam
Kata Tuhan: “Kalau engkau bersyukur, akan kutambahi berlipat-lipat. Kalau engkau ingkar, ingatlah siksaanku sangat dahsyat”.
Selasa, 21 Juli 2015
Hati Rapuh
Seorang teman berkata kepada saya: “Hati saya ini sangat rapuh”
Senin, 20 Juli 2015
RUU Penyiaran : Kembalikan Frekuensi ke Negara
"Kita boekan sahadja haroes menentang kapitalisme asing, tetapi haroes djoega menentang kapitalisme bangsa sendiri." (Soekano)
Minggu, 19 Juli 2015
Seribu Rupiah
Uang seribu rupiah, kalau kita pinjamkan tiga ratus rupiah, menjadi tinggal tujuh ratus rupiah.
Marxisme dan Peribahasa Hemat Pangkal Kaya
TULISAN kali ini tidak akan mengulas soal politik penghematan IMF dan Bank Dunia. Sebagai bagian dari proyek neoliberalisme, seperti para pembaca tahu betul, politik penghematan atau austerity merupakan salah satu syarat penalangan utang-utang jatuh tempo bagi negara-negara yang sedang krisis utang. Indonesia pun pernah dan masih mengalaminya.
Sabtu, 18 Juli 2015
Hidayah Penumpang Taksi
Kita para sopir taksi, dari berbagai perusahaan, berbagi wilayah. Demikianlah etika orang berusaha, serta demikianlah cara kita menjalankan amanat Tuhan untuk membagi alam dan dunia ini secara seadil mungkin.
Jumat, 17 Juli 2015
Penumpang Dari Gang
Kita para sopir taksi memiliki perhitungan tentang wilayah-wilayah tertentu pada jam-jam tertentu yang kira-kira banyak penumpang. Kita memilih lahan mencari nafkah berdasarkan perhitungan peta pasar penumpang.
Kamis, 16 Juli 2015
Melupakan Maaf dan Memaafkan Lupa
LIMA PULUH tahun silam, sekurang-kurangnya 1 juta orang tewas dan hilang di tangan militer Indonesia dan ormas-ormas sekutunya.
Rabu, 15 Juli 2015
Katakan TIDAK Kepada Penjajahan Ekonomi: Mengapa Kemenangan Yunani adalah Kemenangan Kita
“Adalah…perlu untuk mengingat kembali satu aksiom dari materialisme historis: bahwa perjuangan antarkelas di dunia ini pada akhirnya diselesaikan di ranah politis – bukannya ekonomi atau kebudayaan – dari masyarakat.” (Sejarawan Marxis Perry Anderson (1974) dalam Lineages of the Absolutist State, hal. 11).
Selasa, 14 Juli 2015
BPJS Kesehatan: Perlindungan Kesehatan atau Jasa Keuangan Negara?
PADA 25 November 2011, pemerintah mengesahkan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).[1] Dengan adanya UU BPJS,[2] pengelolaan program asuransi sosial yang sebelumnya tersebar, hendak ditata ulang dan disentralisasi di bawah BPJS.
Senin, 13 Juli 2015
Amba Ingin Pulang tapi Takut Jadi Komunis
Tak bisa dimungkiri, apa pun yang (dianggap) berbau peristiwa ’65, alias Gestok atau Gestapu (G30S/PKI), akan menjadi masalah yang seksi. Penyebabnya adalah adanya selubung ketabuan yang mirip jargon bahasa dangdut koplo, “bukak sithik jos!”, bukannya “bukak akeh jos!”. Dengan kata lain, menutupi sedikit dan membuka sedikit. Ketabuan justru membuat siapapun semakin berhasrat membicarakannya. Misalnya, di ranah sastra, puluhan karya yang mengungkit berbagai kejadian seputar 1965 serta serentetan kejadian terkait seperti penangkapan, pembantaian, dan penyingkiran struktural siapapun yang dianggap “PKI”, terus bermunculan. Semakin Orba secara struktural mencoba menutupi kejadian-kejadian pasca-Gestapu, semakin banyak penulis tergoda untuk menggalinya.
Minggu, 12 Juli 2015
Kebesaran Orang Kecil
Kebanyakan orang kecil adalah orang besar. Mereka bukan hanya berhati tabah, bermental baja dan berperasaan terlalu sabar, tapi juga berkemampuan hidup yang luar biasa.
Sabtu, 11 Juli 2015
Staf Khusus
Ada anak-anak kecil menjajakan makanan di perempatan jalan. Sebagian yang lainnya meminta-minta. Karena inisiatifnya sendiri atau dipekerjakan oleh orangtuanya, atau diorganisir oleh bos komunitasnya, sebagaimana juga yang mungkin terjadi pada para penyandang lepra yang dijadikan armada pengemis di berbagai tempat strategis kota-kota besar.
Jumat, 10 Juli 2015
Kenikmatan
Rasanya nikmat bukan main kalau karier kita sukses, pendapatan kita berlimpah, rumah dan saham kita bertebaran di mana-mana, kita jadi bos, kita punya kelebihan di atas banyak orang, mereka semua lebih rendah dari kita, semua orang menunduk dan tinggal kita perintah-perintah.
Kamis, 09 Juli 2015
Penipuan Berkedok Jurnalisme
Demi meraih klik, sebuah kantor berita menyiarkan berita-berita palsu. Jurnalisme dikorbankan.
Rabu, 08 Juli 2015
Hal Penting tentang Data yang Harus Diketahui
Banyak sekali pengguna internet yang menyamaratakan data. Semua data dianggap sebagai data pribadi (private data) padahal data yang ada di internet tidak hanya data pribadi, tetapi banyak jenisnya. Berikut ini beberapa jenis data yang wajib diketahui oleh pengguna internet.
Selasa, 07 Juli 2015
Bodoh
Karena saya tidak bisa membuat tangan dan kaki saya sendiri, karena saya tidak sanggup menciptakan kepala dan otak saya sendiri, karena bahkan saya tidak mampu memproduksi sehelai rambut alis atau sehelai rambut apapun lainnya, maka modal dan ekuipmen produksi yang saya pergunakan bukanlah benar-benar saham saya.
Senin, 06 Juli 2015
Media dan Korupsi
When our media is corrupt. When our academics are timid. When our history is filled with half-truths and lies. Our civilization will never be just. It will never reach the sky.
Minggu, 05 Juli 2015
Apakah Pertumbuhan Media Online akan Membunuh Media Cetak?
Perkembangan internet kerap disangka akan membunuh media cetak. Riset terbaru PEW menyangkal kerisauan itu.
Sabtu, 04 Juli 2015
Surat Cinta Buat Pahlawan Pertelevisian
Mendadak saya ingin mengomel seusai menonton penayangan perdana sinetron “Kisah Keluarga Parikin” di DAAI TV pada 1 April 2010. Tapi saya bingung harus mengomel ke mana. Jadi saya sebut saja nama-nama Anda, para tokoh dan lembaga yang merupakan pahlawan pertelevisian yang saya kagumi itu.
Jumat, 03 Juli 2015
Media Televisi: Hasil Studi Dampak yang Layak Direnungkan
Media berpengaruh positif dan negatif: bisa bermanfaat untuk pendidikan, mendorong kemajuan, atau mengungkapkan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui menjadi pengetahuan penting.
Kamis, 02 Juli 2015
Penjajah dan Yang Terjajah dalam Tayangan Televisi Indonesia
Adalah Gaul Bareng Bule (GBB) di Trans TV, sebuah tayangan yang khas masyarakat pasca-kolonial. Memang tayangan ini sudah berhenti diputar setidaknya sejak awal Desember lalu, namun masih penting untuk dibicarakan karena dua alasan. Pertama, cara pandang yang dipakai dalam tayangan ini jamak dipakai oleh tayangan-tayangan lain ketika mendudukkan kebudayaan pribumi dan Barat. Kedua, tayangan ini adalah contoh yang paling gamblang dan banal untuk mengamati gejala pasca-kolonial di televisi.
Rabu, 01 Juli 2015
Kehilangan Muka
Menurut orang bijak, kedewasaan adalah pengetahuan dan penerimaan terhadap kewajaran sosial, serta mengutamakannya di atas kewajaran pribadi.
Selasa, 30 Juni 2015
Jendela di Sorga
Seandainya Allah berkenan memasukkan kita ke sorga, lantas suatu sore kita beristirahat, bermain gitar, bersenandung sambil memandang keluar jendela, dan tampak saudara-saudara kita sendiri yang kita kenal baik sedang meraung-raung disiksa di kubangan api neraka, rasanya tidak tega juga.
Senin, 29 Juni 2015
Keunggulan
Keunggulan kita atas orang lain tidak ditentukan oleh kenyataan bahwa kita lebih berkuasa, lebih pandai atau lebih kaya. Melainkan ditentukan oleh tingkat manfaat kita atas orang banyak.
Minggu, 28 Juni 2015
Ranjang 65 Juta Rupiah
Kita bisa dan boleh membeli ranjang dan kasur tidur seharga 65 juta rupiah. Tapi kita pilih yang harganya satu juta rupiah saja. Atau yang harganya seratus ribu rupiah saja. Bahkan ada teman kita yang memilih jauh lebih murah dari itu.
Sabtu, 27 Juni 2015
Delusi Kick Andy
Sebuah ulasan mengenai tayangan Kick Andy di MetroTV.
Jumat, 26 Juni 2015
Tegaan Hati
Kalau tiap hari kita bisa tenang mengunyah makanan yang satu paket harganya sama dengan gaji resmi pegawai negeri 4A misalnya.
Kamis, 25 Juni 2015
Retorika dalam Kemasan Super
Sebuah amatan atas tayangan "Mario Teguh Golden Ways" di Metro TV
Rabu, 24 Juni 2015
Di mana Bung Karno Lahir? Nusantara!
HANYA ibu kandung yang tahu persis di mana seseorang dilahirkan. Dalam spekulasi paling liar pun, bapak kandung bisa dikatakan tidak tahu persis di mana dan kapan anaknya lahir. Demikianlah dalam seluruh kontroversi tempat kelahiran Bung Karno; hanya ibunya yang tahu dan bisa memberikan kesaksian.
Selasa, 23 Juni 2015
KKN atawa Kakek-Kakek Ngeres!
Sebuah amatan terhadap tayangan Kakek-Kakek Narsis di Trans TV
Senin, 22 Juni 2015
Harmoni Tanpa Sedu Sedan
Sebuah pengamatan atas tayangan "Bumi dan Manusia" di TV One
Minggu, 21 Juni 2015
Siapa Sudi Kena Kibul?
Pengamatan sederhana atas tayangan “8-11 Show” di Metro TV
Jumat, 19 Juni 2015
Antara Ada dan Tiada
Lima tahun lalu UGM menyumbang seorang bergelar guru besar untuk menjadi wakil presiden Republik ini. Dia dipilih karena tak punya ikatan dengan partai politik. Seorang budayawan terkemuka sampai harus membuat sejenis pidato kebudayaan untuk merayakan tokoh yang tak punya sangkut paut dengan partai politik tersebut, seolah itu adalah sebuah peristiwa politik dan kebudayaan yang penting.
Kamis, 18 Juni 2015
Nasikun dan Kampus Ndeso
Dulu UGM dijuluki sebagai “Kampus Ndeso”. Berbeda dengan anggapan umum, julukan tersebut sebenarnya bukan (hanya) bernada ejekan, yaitu bahwa mayoritas mahasiswa UGM berasal dari desa, atau UGM berlokasi di “desa”, tak seperti halnya UI atau ITB yang berada di kota metropolitan. Ya, Yogya di masa lalu memang adalah sebuah “kota yang ndeso”.
Rabu, 17 Juni 2015
Jokowi-JK Di Simpang Jalan: Trisakti Atau Neoliberal?
TIDAK bisa dipungkiri, menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) tahun 2014, neoliberalisme sebagai kebijakan ekonomi-politik makin digugat dan dianggap biang keterpurukan bangsa ini.
Selasa, 16 Juni 2015
Pak Dul: Miskin Harta Kaya Jiwa
ABDUL Syukur alias Pak Dul sontak menjadi buah bibir banyak pihak sejak foto dan profilnya diunggah Hilman Utomo di media sosial Facebook, ditulis dalam rubrik “Sosok” Harian Kompas 17 Mei 2015, ditayangkan stasiun televisi TV One 27 Mei 2015, serta diangkat dan diulas Mochtar Pabottingi dalam artikel di Harian Kompas 4 Juni 2015.
Senin, 15 Juni 2015
Dahlan Iskan dan Imperium Media
Jalan berliku Dahlan Iskan: dari jurnalis, konglomerat media, hingga tersangka pidana korupsi.
Minggu, 14 Juni 2015
Inilah 6 Kemajuan Penting Revolusi Venezuela Di Bidang Ekosob
Republik Bolivarian Venezuela, yang sudah satu setengah dekade terakhir menjalankan revolusinya, berhasil mencapai sukses besar dalam memajukan taraf hidup dan kehidupan sosial rakyatnya.
Sabtu, 13 Juni 2015
Alex
Ada tiga kisah cinta segi tiga pada masa saya remaja yang masih tertancap dalam benak hingga hari ini. Pertama, tentu saja adalah cinta segi tiga antara Arya Kamandanu, Mei Shin, dan Sakawuni, dalam serial drama radio “Tutur Tinular”. Kedua, adalah cinta segi tiga yang rumit dan menguras perasaan antara Kanji Nagao, Rika Akana, dan Satomi Sekiguchi, dalam serial televisi “Tokyo Love Story”. Dan ketiga, apa lagi kalau bukan cinta segi tiga antara Alex Komang, Devi Permatasari, dan Inneke Koesherawati.
Jumat, 12 Juni 2015
Kehormatan
Suatu kali Hasanain Juaini, waktu itu masih perantau Indonesia di Malaysia, bertemu dengan Anwar Ibrahim. Dia pun lantas menyampaikan kekagumannya pada keberhasilan Malaysia memproduksi Proton. Namun, Hasanain terkaget dengan respon Anwar.
Kamis, 11 Juni 2015
15 Fakta Tentang Kelahiran Pancasila
1 Juni 2015, Bangsa Indonesia memperingati 70 tahun kelahiran Pancasila. Dalam rentang waktu itu, Pancasila hadir sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan sekaligus ideologi pemersatu bangsa ini.
Rabu, 10 Juni 2015
Waktu
Dulu di tahun 1980-an, grup musik qasidah tenar Nasida Ria menyanyikan lagu berjudul “Tahun 2000″. Selain tentu saja berisi ajakan iman dan taqwa, lirik lagu itu menggambarkan imajinasi tentang kondisi kehidupan pada dua dekade ke depan.
Selasa, 09 Juni 2015
Firasat dan Kematian
Anda percaya firasat? Saya percaya.
Senin, 08 Juni 2015
Prostitusi Online, Media, dan Hasrat Ingin Tahu
Kasus prostitusi online kembali mencuat, kali ini menjerat artis dan pejabat. Media kembali panen berita.
Minggu, 07 Juni 2015
Senyap dan Nasib Subsidi Salah Sasaran
Jika kita membaca kembali enam rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas terkait subsidi BBM, maka inti dari rekomendasi tersebut sebenarnya adalah hapus subsidi BBM melalui penghapusan Premium (RON 88). Usulan memberikan subsidi tetap kepada RON 92 (setara Pertamax), semisal Rp500 per liter, sesungguhnya cuma dagelan saja.
Sabtu, 06 Juni 2015
Faisal Basri dan Privatisasi!
Jika kita membaca buku-buku Faisal Basri yang terbit pasca-Reformasi, mulai dari “Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia” (2002), hingga bukunya yang terakhir, “Lanskap Ekonomi Indonesia” (2009), ia cukup konsisten mengemukakan ideal bahwa solusi untuk mengatasi persoalan tata kelola BUMN adalah privatisasi. Hanya sebuah buku lamanya, “Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI” (1995), yang juga jadi rujukan dalam banyak kelas Perekonomian Indonesia, yang belum banyak menyinggung soal BUMN.
Jumat, 05 Juni 2015
Negeri Pertanian yang Meremehkan Pertanian
PADA hari Senin, 18 Mei 2015, untuk merayakan ulang tahunnya ke-70, HS Dillon, PhD, seorang ahli ekonomi pertanian tamatan Cornell University, Amerika Serikat, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya membela kaum tani, membawakan sebuah orasi kebudayaan bertajuk “Kemiskinan-Kesenjangan: Perbuatan atau Pembiaran?” di Taman Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dihadiri ratusan orang dari segala lapis kaum terpelajar.
Kamis, 04 Juni 2015
Dikuasai Oleh Negara
Salah satu sebab lemahnya kontrol pemerintah terhadap sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak dimulai dari lemahnya penguasaan negara atas sektor-sektor tersebut. Dalam bidang migas, misalnya, Pertamina yang merupakan wakil pemerintah di sektor migas hanya menguasai 15 persen sekor hulu, sementara sisanya dikuasai oleh swasta, baik asing maupun domestik. Dengan tingkat penguasaan yang minim, negara jadi kehilangan kemampuan untuk mengatur dan mengontrol sektor bersangkutan, sebagaimana yang bisa kita lihat hari ini.
Rabu, 03 Juni 2015
Harga BBM dan Dongeng Marhen Dua Setengah Sen
Selasa, 18 November 2014, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengemukakan bahwa pemberian uang Rp200 ribu kepada 15,6 juta keluarga miskin sudah cukup untuk menutupi pelemahan daya beli mereka. Menurut Andrinof, angka inflasi yang dialami rakyat miskin mencapai 4,4 persen, atau Rp150 ribu per bulan. Tanpa ragu Menteri Andrinof menyampaikan bahwa dengan duit Rp200 ribu itu, “Kami bahkan memberikan lebih.” Terus terang saya terhenyak membaca pernyataan itu.
Selasa, 02 Juni 2015
Media dan Persekutuan Kaum Majikan
Pada 1921 organisasi itu lahir. Namanya “Ondernemersraad voor Nederlandsch-Indie”. Dalam terjemahan bahasa Indonesia yang digunakan masa itu, nama itu berarti “Dewan Majikan untuk Hindia Belanda”. Ya, organisasi ini adalah bentuk persekutuan kaum majikan. Meskipun didirikan di Belanda, anggotanya bukan hanya para kapitalis Belanda, namun para kapitalis besar Inggris, Amerika, Belgia, Jerman, Perancis, dan negara-negara Eropa lain. Persekutuan kaum majikan ini bukan hanya bisa mendikte pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, namun juga bisa mengatur pemerintah Negeri Belanda. Itu menunjukkan betapa besarnya kekuasaan para majikan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)